Meta Hapus Pembatasan Akun Facebook dan Instagram Donald Trump, Ini Alasannya
tonosgratis.mobi, Jakarta – Perusahaan Facebook dan Instagram, Meta, telah menghapus pembatasan yang diterapkan pada akun mantan Presiden AS Donald Trump.
Pada Januari 2023, Meta memperbarui pernyataan yang mengumumkan berakhirnya penangguhan Facebook dan Instagram Trump untuk mencerminkan status barunya sebagai kandidat presiden dari Partai Republik.
Target menghapus Donald Trump dari semua platformnya setelah serangan di US Capitol pada 6 Januari 2021 dalam keadaan yang ekstrim dan sangat tidak biasa. Demikian keterangan resmi Meta, dikutip Engadget, Minggu (14/7/2024).
Tujuh orang tewas akibat kekerasan atau kerusakan tambahan dalam serangan di Capitol.
Pada bulan Mei berikutnya, Dewan Pengawas menemukan bahwa Facebook tidak menerapkan hukuman yang sesuai dengan menangguhkan akun Trump tanpa batas waktu karena pelanggaran mencolok terhadap pedoman dan standar komunitas Facebook dan Instagram.
Donald Trump mengatakan dalam pernyataan video yang dirilis kurang dari tiga jam setelah dimulainya kekerasan: “Kami mencintaimu. Anda sangat istimewa” dan menyebut pemberontak sebagai patriot yang hebat.
Pernyataan ini, dan sejumlah pernyataan Trump lainnya pasca penyerangan di US Capitol, meyakinkan pengadilan bahwa ia telah melanggar standar komunitas dengan memuji atau mendukung orang-orang yang melakukan kekerasan di platform Meta.
Dua tahun kemudian, Meta mengaktifkan kembali akun Trump setelah penangguhan terbatas waktu dengan hukuman yang lebih berat karena melanggar persyaratan layanannya, standar yang lebih tinggi dibandingkan pengguna lain di Facebook dan Instagram.
Meta menyatakan dalam pembaruan terbarunya bahwa mantan presiden akan memiliki standar yang sama seperti orang lain.
“Dengan berlangsungnya konvensi partai dalam waktu dekat, termasuk konvensi Partai Republik pada pekan depan, maka calon presiden Amerika Serikat akan segera dicalonkan secara resmi,” demikian pernyataan Meta.
“Mengevaluasi tanggung jawab kami untuk memfasilitasi ekspresi politik, kami percaya bahwa rakyat Amerika harus memiliki kesempatan untuk mendengar secara setara pendapat para calon presiden,” lanjut Meta.
Twitter, yang sekarang bernama X, juga mengambil tindakan terhadap Presiden Donald Trump setelah kerusuhan 6 Januari di Capitol karena tiga tweet yang diterbitkannya dicap sebagai hasutan untuk melakukan kekerasan.
Sikap keras ini diawali dengan skorsing selama 12 jam pada 6 Januari 2021. Dua hari kemudian, Twitter langsung memblokir Trump setelah mengetahui postingan berikutnya juga melanggar standar komunitas.
Tahun berikutnya, pemilik baru Twitter, Elon Musk, melakukan jajak pendapat informal di akunnya, menanyakan apakah larangan Presiden Trump harus dicabut. Dia kemudian mengaktifkan kembali akun Trump beberapa hari kemudian.