Ciri-ciri Sniffing, Penipuan Online yang Ngetren Selama Lebaran 2024
JAKARTA – PT Global Digital Niaga atau Blibli melakukan ekspansi untuk mencegah risiko terpapar saat berbelanja online.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, banyaknya pelaku bisnis online di bulan puasa, khususnya menjelang Idul Fitri, dapat memunculkan berbagai cara curang yang dapat merugikan nasabah.
Pernyataan tersebut sejalan dengan data Asia Fraud Report 2023 yang menunjukkan lebih dari 50% masyarakat Indonesia pernah menjadi korban penipuan melalui SMS (69,8%), aplikasi pesan instan (59,6%) dan Whatsapp (74,3%). .
Salah satu praktik penipuan yang paling umum diidentifikasi OJK selama Ramadhan adalah peretasan atau peretasan informasi sensitif korban seperti password email dan m-banking serta detail kartu kredit melalui SMS online berbasis web. dan seterusnya.
Biasanya, patch dikirim melalui SMS sebagai ekstensi Android Package Kit (APK), sebuah format file untuk mendistribusikan aplikasi berbasis Android di luar ekosistem Google Play Store.
Bahkan sekarang, penipuan ini sering kali melibatkan peniruan identitas kurir yang mengirimkan pesan teks berisi tanda terima dengan tautan ke ekstensi APK palsu.
Meski tampilan pesan singkat sekilas terlihat persuasif, logo perusahaan/institusi di gambar profil berisiko menipu pembeli.
Jika korban tanpa sadar mengklik tautan dalam obrolan tersebut, penjahat dapat langsung meretas informasi sensitif, seperti mengosongkan rekening bank dan dompet digital, serta menyalahgunakan transaksi di aplikasi belanja.
Lalu apa saja fitur mode privasi yang banyak digunakan untuk menyembunyikan chat? Blibli merangkum kronologis kejadian terkait, mengacu pada imbauan resmi OJK:
1. Korban mendapat pesan chat yang berisi link file APK, yang jika diklik akan otomatis terinstall di perangkat yang bersangkutan.