3 Bahaya di Balik Penggunaan Apple Vision Pro
JAKARTA – Peneliti memperingatkan bahaya headset mixed reality seperti Apple Vision Pro. Perangkat kompleks yang menggabungkan dunia digital dengan dunia nyata ini tidak hanya memberikan berbagai kemudahan bagi penggunanya, tetapi juga dapat menimbulkan efek berbahaya jika digunakan secara tidak tepat.
Baru-baru ini, perangkat realitas campuran seperti Apple Vision Pro sedang booming di seluruh dunia. Meski belum hadir di Indonesia, perangkat tersebut sudah menuai banyak perbincangan. Dipasaran pun kisaran harganya sudah beredar. Di Amerika Serikat, Apple Vision Pro dibanderol dengan harga US$3.499 atau sekitar Rp 50 jutaan. Kemajuan Vision Pro diharapkan dapat mengubah cara orang melakukan aktivitas sehari-hari, dan pabrikan pun setuju.
Apple mengatakan Vision Pro akan menggantikan perangkat lain seperti iPhone, Mac, dan iPad. Situs web ini menganjurkan penggunaan Vision Pro untuk melakukan tugas sehari-hari, seperti menjelajahi web menggunakan tampilan virtual, membuat daftar tugas di catatan, mengobrol melalui pesan, menonton video, bermain game, mengobrol video, dan banyak lagi.
Para peneliti telah memperingatkan bahaya penggunaan berlebihan perangkat realitas campuran, Notebookcheck melaporkan pada Selasa (27/2024). Bahaya tersebut antara lain perubahan pola pikir dan cara berinteraksi, potensi gangguan penglihatan, nyeri leher, dan kelelahan.
Bahaya Apple Vision Pro1. Perubahan pola pikir dan cara berinteraksi
Menurut Scientific American, para peneliti mengatakan penggunaan perangkat ini secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia. Penggunaan perangkat seperti Vision Pro secara teratur setiap hari dalam jangka waktu yang lama dapat memengaruhi pola berpikir Anda dan cara Anda berinteraksi dengan orang lain.
Akibatnya, perangkat ini akan berdampak pada pembelajaran dan pekerjaan dengan cara yang belum sepenuhnya dipahami. Misalnya, sebuah penelitian pada tahun 2019 menemukan bahwa pemakai headphone merasa terisolasi secara sosial dari orang lain.
Apple berupaya mengatasi masalah isolasi sosial Vision Pro dengan mengintegrasikan fitur EyeSight, yang mengintegrasikan layar ke bagian depan headset untuk memproyeksikan mata pemakainya ke pengamat luar. Namun kenyataannya, fitur ini terlihat jauh dari gambaran Apple. Mata pengguna terlihat sangat pixelated dan tidak sealami yang dibayangkan. Tentu saja, hal ini membatasi efektivitasnya dalam mengatasi kekurangan yang nyata dari penggunaan headset di lingkungan virtual yang berbeda, nyata, atau sepenuhnya imersif.
2. Gangguan penglihatan
Pengguna Vision Pro juga melaporkan efek negatif lain dari penggunaan headphone yang sudah dikenal sebelum Vision Pro hadir. Ini termasuk Vision Pro yang memiliki resolusi total 23 juta piksel, namun masih jauh lebih kecil dibandingkan mata manusia yang dapat melihat 567 juta piksel per mata. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi mata pengguna yang sebenarnya, termasuk koordinasi motorik dan interaksi dengan objek nyata, karena fungsi tersebut berubah secara signifikan saat memakai headset. Sampai saat ini, keluhan umum dari pengguna Vision Pro termasuk ketegangan mata.
3. Kelelahan
Unit Vision Pro juga berat sehingga menyebabkan orang mengeluh sakit leher dan kelelahan. Bidang pandang yang sempit dan efek distorsi saat menggunakan pass-through dapat menyebabkan rasa mual bahkan setelah penggunaan kurang dari satu jam, yang menurut peneliti dapat berdampak negatif pada produktivitas dan kesehatan.
Banyak penelitian yang menyoroti dampak negatif penggunaan ponsel pintar, yang hanya muncul seiring berjalannya waktu. Hasilnya, salah satu tim peneliti yang diwawancarai oleh Scientific American merekomendasikan “hati-hati dan menahan diri” dalam penggunaan headphone sehari-hari hingga penelitian lebih lanjut dilakukan.