
Rektor Cyber University Bahas Ancaman Cyber Risk: Kalau tak Siaga, Bisa Terkapar
Republiculika.co.id meningkat dengan cara yang sama seperti pertempuran, tetapi ia melakukan usus bukan pasukan bersenjata, tetapi ancaman dari akhir panggung adalah serangan dunia maya. Jadi kenakan universitas cyber yang mulus dengan mengirim keynotes pidolog keynotes bisnis vier seminar bisnis publik chemical (2012-01-16).
“Cyber -Risk adalah ancaman nyata bahwa bisnis Anda dapat lebih runtuh sebelum Anda bisa mengatakan ‘Oh!’,” Kata Gunawan dalam komentarnya.
Karena stabilitas keuangan, ancaman dunia maya terletak pada kesenjangan. Aturan yang konsisten hanya meningkatkan tekanan. “Siapa yang belum siap menderita kerugian besar,” tambahnya.
Bayangkan peretas dengan senjata canggih seperti kecerdasan buatan (kecerdasan buatan) dan otomatisasi. “Mereka bisa memakai sedikit celah,” kata Gunawan.
Saat ini, serangan dunia maya telah mencuri data, program tebusan dengan sandera informasi, menolak layanan yang menyediakan layanan bisnis kebohongan. “Jika data perusahaan tidak hanya bocor dengan mengambang uang, kepercayaan pelanggan juga bisa sakit,” katanya.
Lebih buruk lagi, Gunavan mengingatkan bahwa ancaman ini terus berkembang ketika kompleks meningkat. “Era Digital Era Digital bukan hanya tentang peluang yang baik, tetapi juga risiko menonton.” Dia menekankan bahwa perusahaan harus menanggapi tantangan data, hak digital, dan aliran informasi yang salah.
Jadi bagaimana kehidupan di tengah badai cyber ini? Menurut senjata, kunci adalah pemahaman, kebijakan yang jelas dan teknologi yang tepat. “Perusahaan harus energik ketika mengevaluasi kesenjangan keamanan, mengikuti kebijakan yang ketat, dan karyawan mengajar untuk menghindari ancaman dunia maya,” katanya.
Ditambahkan, teknologi seperti firewall, sistem deteksi intrusi (ID) dan enkripsi data adalah senjata wajib di era digital. “Tapi ingat bahwa teknologi hanyalah sebuah alat. Manusia tetap menjadi pemeliharaan utama dukungan cybersecurity,” tambahnya.
Selama presentasi, di Indonesia, sangat siap untuk mengubah industri keuangan digital dengan cepat. Universitas Cyber, yang dikenal sebagai Universitas FTCH pertama di Indonesia, telah menerapkan program pelatihan yang berfokus pada keamanan siber, data yang sangat baik dan blockchain. “Kami ingin mencetak bakat yang tidak hanya tahu teknologi tetapi juga memiliki strategi,” katanya.