Categories
Lifestyle

Belum Kunjung Punya Momongan, Yuk Periksakan Diri ke Dokter

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Tenaga kesehatan Rumah Sakit Ibu dan Anak Ferina Surabaya (RSIA) dr. Ashon Sa’adi Sp.OG mengatakan ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam mencari pengobatan kesuburan. Salah satunya adalah pasien perlu mendapat informasi yang akurat.

“Identifikasi sudah pasti penyebabnya, jadi kalau tidak diperiksa, tidak tahu penyebabnya apa. Kalau diperiksa sedini mungkin, pengobatannya lebih tepat dan teratasi,” kata Ashon.

Perlu juga diperhatikan bahwa pengobatan harus dievaluasi sedemikian rupa sehingga kebutuhan pengendalian diri dan dukungan emosional dari orang-orang disekitarnya penting bagi pasien.

Sedangkan untuk kesuburan, lanjut Ashon, jangan menggunakan kriteria menikah hanya satu atau dua tahun saja. Jika Anda akan menikah di usia 41 tahun, Anda perlu memeriksanya sekarang.

“Pertama, pernikahan harus segera dievaluasi, apalagi pada wanita di atas 35 tahun, kemampuan hamilnya menurun,” ujarnya.

Pada saat yang sama, Dr. Aucky Hinting Sp.OG mengatakan, kasus infertilitas tidak hanya terjadi pada wanita, namun juga pada pria.

Makanya kami setiap hari selalu bertanya kepada pasien tentang riwayat kesehatannya, apakah pernah menderita gondongan, varises testis, bagaimana konsistensi testisnya, kelainan seperti hernia, kata Aucky.

Dokter kemudian mungkin meminta pasien untuk mengambil sampel air mani. Ia mengatakan, jika hasilnya normal dan jumlahnya mencukupi, tidak perlu dilakukan pemeriksaan ulang. Sedangkan jika jumlahnya sedikit, di bawah 5 juta hingga 10 juta, Anda perlu memeriksakan hormon Anda.

Menurutnya, pria yang terlalu banyak bekerja dan terlalu sedikit istirahat menghasilkan kualitas sperma yang buruk. Istirahat enam hingga tujuh jam sehari dapat meningkatkan kualitas sperma.

Oleh karena itu, menurut Aucky, agar terhindar dari kemandulan, perlu dilakukan perbaikan pola hidup dan berhenti merokok serta minum minuman beralkohol. Ini juga mencakup pengobatan konvensional untuk meningkatkan kualitas sperma dengan harapan terjadinya pembuahan alami. Dengan demikian, 30 persen pasien bisa hamil normal tanpa inseminasi atau bayi tabung.