Benarkah Munculnya Gunung Emas dan Sungai Eufrat Mengering Jadi Tanda Kiamat?
JAKARTA – Pemandangan Gunung Emas dan mengeringnya Sungai Eufrat menjadi pertanda yang membuat banyak orang bergidik karena kerap dikaitkan dengan kiamat atau datangnya kiamat.
Dalam beberapa kepercayaan, kemunculan Gunung Emas dan mengeringnya Sungai Efrat dianggap sebagai tanda kebangkitan, khususnya bagi umat Islam.
Apalagi akhir-akhir ini semakin banyak tanda-tanda kiamat, misalnya Arab Saudi yang mulai go green dan banyak masyarakat yang mulai berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi.
Hal ini menarik perhatian media terhadap berita terbentuknya gunung emas dan mengeringnya Sungai Efrat. Berikut beberapa berita mengenai dua tanda kiamat tersebut.
Terciptanya Gunung Emas dan mengeringnya Sungai Efrat1. Penemuan Gunung Emas di Kongo
Pada tahun 2021, banyak media yang memberitakan penemuan gunung emas di Kongo. Gunung di provinsi Kivu Selatan Kongo ini memiliki penduduk setempat yang berbondong-bondong ke perbukitan merah.
Warga ini menambang bijih emas yang mereka miliki dengan peralatan seadanya.
Para ahli menyimpulkan, gunungan emas yang ditemukan di tanah Afrika menegaskan bahwa Benua Hitam masih kaya akan mineral berharga.
Dari sudut pandang Islam, Nabi memang mengumumkan munculnya gunung-gunung emas di akhir zaman sebagai tanda kecil bahwa akhir dunia sudah dekat.
2. Sungai Eufrat mengering
Sungai yang panjangnya sekitar 2.178 kilometer ini mengalir di sepanjang Sungai Tigris. Sungai Efrat mengairi beberapa wilayah strategis seperti Tukri, Suriah, Irak dan berakhir di Teluk Persia.
Laporan pemerintah tahun 2021 oleh Kementerian Sumber Daya Air Irak memperingatkan bahwa sungai akan mengering pada pertengahan tahun 2040-an karena turunnya permukaan air dan kekeringan.
Situasi ini mulai mengkhawatirkan banyak orang. Sebab, mengeringnya sungai ini merupakan pertanda kecil terjadinya kiamat. Tanda ini diketahui disebutkan dalam Alkitab, Alquran dan sejumlah Hadits.