Categories
Bisnis

Evaluasi RIPH, Kementan Lakukan Tindakan dan Undang Aparat Penegak Hukum

tonosgratis.mobi Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan Kementerian Pertanian tidak pernah berkeinginan untuk mempersulit izin impor melalui Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). . Pernyataan ini disampaikan sehubungan dengan laporan dugaan maladministrasi pelayanan RIPH di Direktorat Jenderal Hortikultura yang disampaikan Ombudsman. 

Kementerian Pertanian menjamin pada tahun 2024 pasokan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) hanya sesuai kuota yang ditetapkan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas), yakni 650 ribu ton. Dulu yang terkontrak hanya 560.000 ton, namun pada 2023 RIPH mendapatkan 1,2 juta ton. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian mengkaji ulang ketentuan RIPH agar tujuan awal pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri dan peningkatan produksi dapat tercapai. 

Saat ini, pemberian izin impor produk hortikultura juga dilakukan setelah menganalisis situasi pasokan dalam negeri, terutama pada masa puncak panen, sehingga izin impor akan dibatasi agar tidak mengganggu harga beli barang petani dalam negeri. Kuntoro 5% dari total kuota tanam wajib RIPH Peraturan Menteri Pertanian no. 46 Tahun 2019 tentang Pengembangan Barang Strategis Hortikultura. 

 

Ketentuan wajib tanam bertujuan baik untuk meningkatkan produksi bawang putih dalam negeri, dan apabila pelaksanaannya kurang optimal atau menyimpang, maka harus dilakukan pengawasan bersama melalui koordinasi dengan Ombudsman dan penegak hukum.  Kuntoro mengatakan, ketentuan wajib tanam sebaiknya ditingkatkan dalam pengawasan dan bukan dihilangkan. Sejauh ini, Kementerian Pertanian mencatat hingga 50% dari hampir 400 perusahaan penerima RIPH belum memenuhi kewajiban penanaman yang berat.

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura juga menyatakan sedang meningkatkan layanan sistem online RIPH dengan mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Selama ini layanan online diselenggarakan oleh otoritas dengan sistem terbuka dan tertutup, dengan tujuan memberikan prioritas kepada mereka yang masuk terlebih dahulu untuk menyelesaikan prosesnya. 

Direktorat Jenderal Hortikultura juga akan mengurangi penundaan yang lama dalam pemrosesan permohonan RIPH jika kewajiban dipenuhi dan pelayanan melebihi standar kualitas dan ketentuan dari waktu ke waktu. Lebih lanjut, Kuntoro mengatakan pengawasan internal Kementerian Pertanian saat ini semakin ketat, apalagi setelah posisi Irjen Kementerian Pertanian diisi oleh Komisaris Jenderal (Komgen) Setyo Budianto yang merupakan jenderal polisi bintang tiga. . Sebelumnya menjabat Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Balai Inspeksi Umum Kementerian Pertanian melakukan penilaian dan pengawasan terhadap segala praktik korupsi dan tindak pidana yang mencoreng nama Kementerian Pertanian sebagai sektor unggulan produksi pertanian. 

“Pejabat, direktur, direktorat jenderal/lembaga, dan sekretaris tingkat bawah Kementerian Pertanian mulai dari Eselon I dilarang mengadakan pertemuan tertutup dengan otoritas pengadaan barang dan jasa di Kementerian Pertanian, importir, atau perusahaan swasta pengolah. Semuanya dilakukan secara transparan. , secara daring maupun pertemuan terbuka. “Semuanya harus dilakukan secara terbuka, tanpa perantara dan tanpa paksaan,” kata Kuntoro.

 

Sekadar informasi, pasca dilantiknya Comzen Setyo Budianto sebagai Irjen, Menteri Pertanian Andy Amran meminta Irjen Kementan segera menjalin hubungan dengan berbagai pihak, khususnya Aparat Penegakan Hukum (APH), di lingkungan kedua kementerian. pertanian Kepolisian, Kejaksaan, BPK dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Langkah ini penting sebagai upaya mencegah tindakan yang tidak tepat dan memungkinkan Indonesia mencapai swasembada di masa depan. 

Ia juga memulai pembersihan di lingkup Kementerian Pertanian dengan memberhentikan banyak pejabat yang terlibat dalam kegiatan najis dan memalukan. Saat ini, proses mutasi pejabat tinggi Kementerian Pertanian melalui tender terus berjalan.

“Kementan bertindak cepat sebelum Ombudsman mengambil keputusan. Kementan mengundang penegak hukum untuk membantu semua proses yang sedang berjalan,” kata Kuntoro.

Kuntoro menambahkan, hingga saat ini Kementerian Pertanian telah menjalin kerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia, seperti Bareskrim Polri, Brigjen. Tiang. Helfi Assegaf dan Satgas Polisi Pangan Nasional Kompol Harmawan untuk membantu mengawasi sektor pertanian. Selain itu, Kementerian Pertanian juga aktif menjalin kerjasama dengan Kejaksaan Agung, serta bantuan Kejaksaan Tinggi dan kejaksaan daerah terkait kegiatan di sektor pertanian.

“Kementan mengucapkan terima kasih kepada Ombudsman yang berkomitmen melindungi lembaga kita dari penipuan dan mencegah maladministrasi dalam membantu Kementan menjaga integritasnya. Jika ditemukan bukti kuat adanya penipuan, harap lapor ke APH,” kata Kuntoro.

Beberapa waktu lalu pada tanggal 1-2 April 2024, Kementerian Pertanian mengadakan pertemuan dengan seluruh pengusaha yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian pada Direktorat Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Pertanian Amran kembali menegaskan komitmennya untuk melibatkan pengusaha dalam pengembangan pertanian bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam hal pembelian alat-alat pertanian, persetujuan ekspor-impor. 

Permasalahan perizinan telah disederhanakan sehingga dapat dilakukan dengan cepat karena Indonesia saat ini sedang dalam keadaan darurat pangan. Ditegaskan tidak boleh ada yang memberi dan menerima pajak, Kementan harus lebih hati-hati dalam memilih mitra. Mitra pembelian lama dan baru harus bebas tebusan.

Ke depan, Menteri Pertanian Andy Amran berharap Kementerian Pertanian bisa kembali mendapat predikat Fair Trade (WTP) tanpa terkecuali dari Badan Akuntansi Keuangan. Gelar yang pertama kali diraih pada tahun 2016 ini harus dipertahankan.

“Jadi sekarang saya tekankan, jangan main-main, jadikan seluruh proses pengadaan dan perizinan profesional,” kata Menteri Pertanian Andy Amran. 

 

(*)