Mitratel Cetak Laba Bersih Rp 512 Miliar, Tumbuh 4 Persen
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL) melaporkan laba bersih Rp 512 miliar pada kuartal I 2024. Jumlah tersebut meningkat 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang diperkirakan sebesar Rp501,0 miliar.
“Kombinasi pertumbuhan pendapatan, optimalisasi aset, dan manajemen biaya meningkatkan margin EBITDA dan laba bersih kami. Strategi ini akan kami lanjutkan,” kata Presiden Mitratel Teodorus Ardi Hartoko di Jakarta, Senin (22/04/2024).
Theodorus mengatakan perseroan membukukan penjualan sebesar Rp2,20 triliun pada tiga bulan pertama 2024, naik 7,3 persen dari Rp2,05 triliun (year-on-year) pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bisnis sewa menara menyumbang Rp1,83 triliun, naik 5,4 persen, sedangkan pendapatan bisnis fiber mencapai Rp85,22 miliar, naik 148,8 persen dibandingkan periode yang sama.
Dari sisi pendapatan, peningkatan tersebut diimbangi dengan pengelolaan biaya yang lebih efisien sehingga perseroan mampu mencatatkan EBITDA sebesar Rp1,84 triliun atau melonjak 9,9 persen, sedangkan margin EBITDA meningkat 2,3 persen menjadi 83,5 persen:
Perusahaan mulai menggarap bisnis serat optik pada tahun 2022 dan sejak itu terus memperluas jangkauannya baik secara organik maupun anorganik. Hingga akhir Maret 2024, panjang serat optik perseroan mencapai 36.257 kilometer.
Jika dihitung hingga akhir Desember 2023 atau hingga saat ini (ytd), Mitratel berhasil menambah panjang fiber menjadi 3.736 kilometer atau meningkat 11,5 persen.
“Kami akan terus mengembangkan bisnis serat optik untuk memenuhi kebutuhan operator seluler akan jaringan latensi rendah seiring dengan perkembangan teknologi 5G,” ujarnya.
Selain fokus pada pengembangan teknologi serat optik, Mitratel juga mempertahankan posisi sebagai pemilik mayoritas menara di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Perseroan memiliki 38.135 menara pada akhir Maret 2024, meningkat 0,3 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2023. Sebanyak 41,5 persen menara berlokasi di Jawa, sedangkan sisanya 58,5 persen berlokasi di Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua.
Menurut Theodorus, ekspansi operator Telkom ke luar Pulau Jawa dan pedesaan akan terus dilakukan sesuai dengan agenda pemerintah untuk meratakan infrastruktur dan meningkatkan kualitas jaringan Internet di Tanah Air.
“Ini merupakan peluang dan tantangan bagi kami untuk memainkan peran yang lebih besar dalam memajukan industri dan membantu masyarakat mendapatkan akses Internet berkualitas tinggi,” ujarnya.
Seiring dengan peningkatan aset menara dan optik, Mitratel melaporkan peningkatan jumlah penyewa dari 57.409 penyewa pada akhir Desember 2023 menjadi 57.808 pada akhir Maret 2024, meningkat 399 penyewa per kuartal.
Pada periode yang sama, penempatan naik 1,4 persen dari 19.395 menjadi 19.673, mendorong rasio sewa menjadi 1,52 kali.