Risiko Kurang Berat Badan saat Hamil, Pengaruhi Kesehatan Bumil dan Janin
JAKARTA – Sedang hamil atau tidak, berat badan merupakan hal yang penting. Anda tidak bisa kekurangan berat badan atau gemuk untuk menjadi sehat.
Jika Anda kekurangan berat badan dan berencana hamil, Anda perlu menambah berat badan. Berat badan yang kurang dapat memengaruhi kesuburan, sehingga mengurangi peluang Anda untuk hamil.
Penurunan berat badan pada ibu hamil dapat berdampak buruk bagi kesehatan bayinya. Jika Anda berencana menambah berat badan, pastikan dalam kisaran yang sehat. Dengan cara ini, Anda akan dapat menunjang tumbuh kembang anak Anda.
Berapa berat badan ideal saat hamil?
Menurut pakar kesehatan, selama hamil, berat badan seorang wanita bisa sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti berat badan sebelum hamil, tinggi badan, dan kesehatan secara umum. Jika Anda kekurangan berat badan sebelum hamil, itu berarti Indeks Massa Tubuh (BMI) Anda di bawah 18,5 dan berat badan Anda harus bertambah 28 hingga 40 pon, menurut rekomendasi penambahan berat badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS untuk wanita hamil tunggal. Dan jika Anda hamil anak kembar, berat badan Anda akan bertambah 50 hingga 62 pon, CDC merekomendasikan.
Resiko kekurangan berat badan 1. Gangguan menstruasi
Menstruasi yang tidak teratur menyulitkan prediksi ovulasi secara akurat, yang penting untuk kehamilan. Tanpa ovulasi yang teratur, kemungkinan kehamilan akan sangat berkurang, kata dokter kandungan dan ginekolog Archana Ramesh.
2. Ketidakseimbangan hormonal
Berat badan rendah dapat menyebabkan penurunan kadar estrogen yang penting untuk perkembangan dan pelepasan sel telur matang pada setiap siklus menstruasi. Kadar estrogen yang tidak memadai dapat mengganggu proses ovulasi sehingga menyulitkan pembuahan.
3. Masalah kehamilan
Sekalipun terjadi kehamilan, berat badan yang kurang selama kehamilan meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur.
4. Kurangnya gizi
Wanita dengan berat badan kurang berisiko mengalami kekurangan nutrisi, termasuk vitamin dan mineral yang penting bagi kesehatan reproduksi. Malnutrisi dapat berdampak negatif pada kesuburan dengan mempengaruhi produksi hormon, kualitas sel telur, dan fungsi reproduksi secara keseluruhan.
Risiko berat badan lahir rendah pada anak 1. Berat badan lahir rendah
Anak-anak yang lahir dari ibu dengan berat badan lahir rendah berisiko lebih tinggi mengalami berat badan lahir rendah, yang terkait dengan berbagai masalah kesehatan. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah mungkin mengalami kesulitan mengatur suhu, nutrisi dan fungsi sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan kemungkinan rawat inap dan masalah kesehatan jangka panjang.
2. Kelahiran prematur
Ibu hamil dengan berat badan rendah lebih cenderung melahirkan lebih awal, sebelum akhir kehamilan (37 minggu). Persalinan prematur meningkatkan risiko komplikasi seperti sindrom gangguan pernapasan, penyakit kuning, dan infeksi, karena organ anak mungkin belum sepenuhnya berkembang untuk berfungsi di luar rahim, jelas sang ahli.
3. Daya tahan tubuh lemah
Ibu hamil yang memiliki berat badan kurang dapat mengalami gangguan fungsi imun sehingga dapat mempengaruhi perkembangan sistem imun bayi. Bayi yang lahir dari ibu dengan berat badan lahir rendah mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit dan penyakit pada usia dini.
4. Kurangnya gizi
Nutrisi yang tidak mencukupi pada ibu selama kehamilan dapat menyebabkan tidak terpenuhinya nutrisi pada bayi yang sedang tumbuh. Malnutrisi di dalam rahim dapat mempengaruhi kesehatan anak secara keseluruhan dan meningkatkan kondisi seperti anemia, pertumbuhan tulang yang buruk, dan disfungsi organ.