Rupiah Loyo Nyaris Tembus 16.300 per USD Kamis 25 Juli 2024
tonosgratis.mobi, Jakarta Nilai tukar rupiah kembali melemah pada Kamis 25 Juli 2024. Rupiah melemah 35 poin terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan sore Kamis (25/7), meski sebelumnya sempat melemah Rp 60. 16.250 dari level penutupan sebelumnya sebesar Rs16.215.
Sedangkan pada perdagangan besok, nilai tukar rupiah berfluktuasi namun ditutup melemah pada kisaran Rp 16.240-16.300,- kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Keuntungan Forexindo Futures dalam paparan tertulis pada Kamis (25-07-2024).
“Meskipun hanya sedikit yang memperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai bulan ini, ada kemungkinan besar pesan perubahan haluan The Fed akan lebih kuat pada bulan September, mengingat inflasi yang lebih rendah dan pertumbuhan yang lebih lambat selama berbulan-bulan,” jelasnya.
Ibrahim menyoroti jajak pendapat Reuters baru-baru ini yang menunjukkan lebih dari tiga perempat ekonom memperkirakan Bank of Japan akan tetap siaga pada bulan ini, dengan kemungkinan langkah berikutnya pada bulan September atau Oktober.
Intervensi mata uang yang diharapkan baru-baru ini telah mendorong spekulan untuk buru-buru menutup kontrak carry yang menguntungkan di mana mereka meminjam dalam mata uang yen dengan imbal hasil rendah dan berinvestasi pada aset mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi.
Sementara itu, di Tiongkok, pasar turun tajam karena data ekonomi yang lemah mengurangi sentimen terhadap negara tersebut.
Penurunan suku bunga yang dilakukan Tiongkok secara tiba-tiba juga tidak banyak memperbaiki sentimen.
Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik yang berupa opini pribadi seorang pengamat. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor transaksi terkait.
Menurut UU PBK Nomor 32 Tahun 1997 yang telah diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 2011, transaksi mata uang mengandung risiko tinggi dan keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan dari keputusan tersebut.
Ibrahim mengatakan, pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto – Gibran Rakabuminga harus berhati-hati karena harus menghadapi pelunasan utang yang diwarisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam lima tahun ke depan.
Utang Indonesia pada tahun 2029 diperkirakan mencapai 3.748,2 triliun rupiah.
Pada periode 2025 hingga 2029, profil utang negara yang terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) mencapai total Rp. 3245,3 triliun
Sedangkan jatuh tempo pinjaman pada periode yang sama mencapai 502,9 triliun rupiah. Totalnya mencapai Rp. 3748,2 triliun.
Untuk itu, pemerintah ke depan harus lebih berhati-hati karena ketika pemerintah melakukan pinjaman untuk menutup defisit, ada pendapatan atau bunga yang harus dibayar. Nominal di atas belum termasuk pembayaran bunga utang negara, jelas Ibrahim.
Kondisi utang negara saat ini masih lebih rendah dibandingkan ketentuan UU No. 17/2023 tentang Keuangan Negara menetapkan batas aman utang negara terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 60% dan defisit maksimal 3% PDB.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp. 8353,02 triliun pada akhir Mei 2024. Dengan jumlah utang tersebut, rasio utang pemerintah pada akhir Mei 2024 ditetapkan sebesar 38,71% terhadap PDB.
“Keadaan ini berbahaya jika kita berbicara tentang standar Dana Moneter Internasional (IMF) yang menempatkan rasio utang publik terhadap pendapatan pada kisaran 90% hingga 150%,” kata Ibrahim.
Faktanya, rasio utang terhadap pendapatan masyarakat mencapai 300% pada 31 Mei 2024. Dibandingkan 292,6% pada akhir Desember 2024, tambahnya.