Categories
Teknologi

Usai Ditembak Sniper, Donald Trump Sempat Bikin Status di X Sambil Kepalkan Tangan

NEW YORK – Kandidat Partai Republik Donald Trump diduga ditembak saat berkampanye di Pennsylvania, Sabtu (13/7/204) waktu setempat. Tak lama setelah kejadian tersebut, Trump memposting X.

Trump terlihat mengeluarkan darah dari telinganya ketika petugas keamanan mengeluarkannya dari panggung, kantor berita AFP melaporkan. Suara tembakan menyebabkan mantan Presiden Amerika Serikat itu segera dicopot.

Dalam video yang beredar luas di jejaring sosial X (dulu Twitter), Trump yang mengenakan topi merah tiba-tiba terjatuh hingga terdengar seperti suara tembakan. Para fans disana panik dan berteriak.

Meski begitu, Trump masih terlihat mampu menahan tangannya saat petugas keamanan mengawalnya turun dari panggung.

Status postingannya sejak berita ini dimuat mendapat ribuan komentar.

Categories
Teknologi

Hacker China Merajalela, AS Salahkan Microsoft

NEW YORK – Sebuah kelompok peretas Tiongkok meretas server Microsoft, menurut sebuah laporan pedas dari pemerintah AS.

Peretas Tiongkok membobol email banyak pejabat senior AS, CNET melaporkan. Surat itu datang karena raksasa teknologi itu membuat “kesalahan yang bisa dihindari”.

Dewan Peninjau Keamanan Siber (CSRB), yang dipimpin oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri, telah melakukan penyelidikan selama tujuh bulan terhadap insiden yang melibatkan aktor spionase dunia maya Tiongkok Storm-0558.

Operasi ini pertama kali ditemukan pada tahun 2023 oleh Departemen Luar Negeri AS. Pada bulan Juni, email resmi dan pribadi Menteri Perdagangan Gina Raimondo dan Duta Besar AS untuk Tiongkok Nicholas Burns diretas.

Bisnis inti Microsoft adalah menyediakan layanan komputasi awan seperti Azure atau Office 360, yang digunakan untuk menyimpan data sensitif dan mendukung operasi bisnis dan pemerintah di sektor ekonomi utama.

2024 Tiga anggota parlemen Inggris mengadakan konferensi pers di London pada 25 Maret. Mereka mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran pelecehan dan peretasan oleh Tiongkok.

Sebuah laporan yang dirilis pada hari Senin mengkritik budaya perusahaan Microsoft karena “tidak konsisten dengan peran sentral perusahaan dalam ekosistem teknologi dan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.”

“Komputasi awan adalah salah satu infrastruktur terpenting yang kami miliki karena ia menyimpan data sensitif dan mendukung operasi bisnis di seluruh perekonomian,” kata Ketua CSRB Robert Silvers.

Tinjauan tersebut menemukan beberapa keputusan operasional dan strategis oleh Microsoft yang membuka pintu bagi peretasan, termasuk kegagalan mengidentifikasi laptop karyawan baru yang telah diretas setelah perusahaan mengumumkannya pada tahun 2021. Dibeli

Tinjauan tersebut juga menemukan bahwa Microsoft gagal memenuhi standar keamanan perusahaan komputasi awan saingannya, termasuk Google, Amazon, dan Oracle.

“Badan tersebut memutuskan bahwa penyusupan ini dapat dicegah dan tidak boleh terjadi,” kata tinjauan tersebut.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa “Microsoft membuat banyak kesalahan yang dapat dihindari yang menyebabkan peretasan.” dia menekankan.

Categories
Sains

6 Astronot NASA Hampir Tewas Akibat Satelit Rusia Terbelah Menjadi 200 Bagian

MOSKOW – Enam astronot AS yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terpaksa berlindung di pesawat ruang angkasa mereka setelah satelit tak berawak Rusia pecah menjadi hampir 200 bagian di orbit pada Kamis (27 Juni 2024). .

Menurut badan antariksa AS NASA, peristiwa ini memakan waktu sekitar satu jam bagi astronot dan meningkatkan jumlah puing-puing luar angkasa yang mencemari orbit bumi.

Penyebab jatuhnya satelit eksplorasi Bumi Resurs-P1 Rusia yang dinyatakan tidak aktif oleh Rusia pada tahun 2022 masih belum diketahui.

Insiden ini merupakan pengingat akan semakin besarnya bahaya sampah luar angkasa. Sampah luar angkasa adalah benda-benda buatan manusia yang tertinggal di orbit, termasuk pecahan satelit, roket bekas, dan bahkan peralatan yang hilang oleh astronot.

Fragmen dapat bergerak dengan kecepatan hingga 28.000 kilometer per jam, dan bahkan pecahan kecil pun dapat menyebabkan kerusakan serius pada pesawat ruang angkasa atau satelit yang menabraknya.

NASA dan badan antariksa lainnya berupaya mengembangkan teknologi untuk memantau, melacak, dan menghilangkan puing-puing luar angkasa dari orbit. Namun, ini adalah tugas yang sulit dan mahal, dan banyak puing yang masih membahayakan astronot dan misi luar angkasa.

Fragmentasi satelit menimbulkan kekhawatiran mengenai puing-puing luar angkasa yang dapat mengancam astronot dan misi luar angkasa.

Pada tahun 2021, sebuah rudal Tiongkok yang tidak terkendali menghantam tanah dan puing-puingnya jatuh ke Samudra Pasifik.