Categories
Sains

Permainan Tertua di Dunia Ditemukan seperti Ini Bentuknya

CUPERTINO – Permainan 58 lubang sebenarnya merupakan salah satu permainan tertua di dunia. Penafsiran tradisional menempatkan asal-usulnya di Mesir kuno, pada milenium kedua SM, tempat permainan papan diyakini pertama kali muncul.

Namun, seperti yang dilaporkan IFL Science, penggalian baru-baru ini di Kaukasus Selatan telah mengungkapkan bukti permainan serupa yang berasal dari periode yang sama, sehingga menantang pemahaman kita tentang asal usul 58 lubang.

Juga dikenal sebagai “Anjing dan Serigala” karena beberapa bagiannya diukir dengan kepala binatang, “58 Lubang” telah dimainkan selama berabad-abad, dari Zaman Perunggu Tengah hingga Zaman Besi.

Popularitasnya yang besar dan sejarahnya yang panjang menjadikannya subjek yang menarik bagi para arkeolog dan sejarawan yang tertarik mempelajari budaya dan adat istiadat masyarakat kuno.

Penemuan bukti “58 lubang” di Kaukasus Selatan menimbulkan pertanyaan menarik tentang bagaimana dan di mana permainan ini berevolusi.

Apakah ditemukan secara mandiri di kedua wilayah atau menyebar melalui interaksi perdagangan dan budaya? Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini secara pasti.

Terlepas dari asal muasalnya, 58 lubang telah menjadi pengingat akan kecerdikan dan kreativitas manusia sejak zaman kuno.

Permainan-permainan ini mencerminkan kemampuan manusia untuk menciptakan hiburan dan rekreasi bahkan dalam kondisi sulit.

Penelitian lebih lanjut tentang 58 hole dan permainan papan kuno lainnya dapat membantu kita lebih memahami budaya dan masyarakat di masa lalu.

Dengan mempelajari bagaimana orang-orang menghabiskan waktu luang mereka di masa lalu, kita dapat memperoleh wawasan berharga tentang nilai-nilai, keyakinan, dan gaya hidup mereka.

Categories
Sains

Temuan 123 Simbol Maya Ungkap Keberadaan Kota Misterius yang Hilang

LIMA – Sebuah tablet batu besar berisi 123 karakter telah ditemukan di Coba, sebuah kota kuno Maya di Semenanjung Atanukatan, dan merupakan temuan arkeologis utama.

Baca Juga – Ilmuwan Temukan Bukti Suku Maya Purba Pengguna Merkuri

Coba adalah kota Maya kuno di negara bagian Quintana Roo, Meksiko. Kota ini terkenal dengan piramida besar Nohoch Mul dan merupakan salah satu situs arkeologi terpenting peradaban Maya.

Menurut Science Alert, Coba memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tahun 50an SM dan berlanjut hingga sekitar tahun 1500 Masehi.

Lempengan batu yang ditemukan terletak di dasar kolam suci, yang menunjukkan seberapa baik temuan tersebut terawetkan di lapisan tanah dan tanaman. Ukuran lempengan seluas 11 meter persegi (118 kaki persegi) mencerminkan makna dan skala pola ukiran.

Lempengan batu tersebut berisi 123 karakter yang diukir dengan cermat. Simbol-simbol ini memberikan informasi berharga tentang sejarah dan budaya Maya yang belum sepenuhnya dipahami sebelumnya.

Prasasti pada tablet tersebut menyebutkan bahwa kota Keh Witz Nal atau “Bukit Rusa” didirikan pada tanggal 12 Mei 569 Masehi.

:

Prasasti pada plakat tersebut juga menyebutkan penguasa Maya yang sebelumnya tidak dikenal, K’awiil Ch’ak Chen. Nama tersebut mengacu pada dewa petir Maya, K’awiila, yang menunjukkan bahwa penguasa ini memiliki hubungan yang signifikan dengan aspek keagamaan dan spiritual masyarakat Maya.

Selain tablet K’awiil Ch’ak Chen, juga terdapat dewa-dewa lain, seperti Bolon Tz’akab Ajaw, yang memerintah selama beberapa generasi. Ini menunjukkan bagaimana nenek moyang dan dewa mempengaruhi masyarakat Maya dan keberadaan kota.

Penemuan-penemuan ini menambah pengetahuan tidak hanya tentang Coba, tetapi juga tentang sistem perkotaan Maya lainnya dan keterkaitannya. Prasasti ini memberikan wawasan tentang bagaimana kota Maya memandang dirinya secara historis dan religius.

Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) bekerja keras untuk menemukan dan memulihkan monumen yang tersembunyi di dalam hutan.

Penemuan ini membuka jendela baru ke dalam kehidupan spiritual, politik dan budaya masyarakat Maya.

Penemuan 123 loh batu berukir di Coba merupakan salah satu harta karun arkeologi yang memperkaya pemahaman kita tentang peradaban Maya.

Dengan memberikan pencerahan baru mengenai sejarah berdirinya kota ini, para penguasa dan spiritualitasnya, penemuan ini membantu menyelesaikan teka-teki masa lalu kota ini yang kaya dan kompleks.

Upaya untuk memulihkan dan memahami temuan ini akan terus mengungkap lebih banyak tentang salah satu peradaban terbesar dalam sejarah manusia.