Categories
Kesehatan

Ibu Hamil Jangan Sering-Sering Tahan Kencing Selama Perjalanan Mudik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seringnya terjadi retensi urin selama perjalanan domestik dapat menimbulkan risiko buruk bagi kesehatan ibu hamil. Lantas, apa yang sebaiknya dilakukan ibu hamil?

“Tetap harus buang air kecil, Bu, padahal kamar mandi di pinggir jalan sudah penuh. Biasanya Anda harus buang air kecil setiap empat hingga enam jam sekali, karena jika Anda tidak buang air kecil dalam waktu yang lama, itu tandanya Anda mengalami dehidrasi. ” kata Dr. Dewita Nilasari, Sp.OG dalam diskusi media di Jakarta, Rabu (3/4/2024).

Dr Dewita mengingatkan, kebiasaan menahan kencing saat bepergian bisa membahayakan ibu hamil yang menderita infeksi saluran kemih dan keputihan. Retensi urin juga dapat menyebabkan sakit perut dan meningkatkan risiko pecahnya ketuban.

Menurut dr Dewita, ada baiknya ibu berhenti sejenak untuk pergi ke rest area terdekat dan mencari toilet yang bersih untuk ibu buang air kecil. Lebih lanjut ia menjelaskan, ibu hamil pada umumnya sama dengan orang lain yang perlu buang air kecil setiap empat hingga enam jam.

“Jika ibu hamil mengalami dehidrasi, jika tidak minum air putih minimal 2,5 liter sehari, maka air ketubannya akan kosong dan bayinya akan kecil,” kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pelni, Jakarta itu.

Categories
Kesehatan

Dehidrasi Terus-menerus Tingkatkan Risiko Batu Saluran Kemih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Dr. Andika Afriansyah mengatakan dehidrasi berkepanjangan menjadi salah satu faktor risiko penumpukan plak di kandung kemih yang akhirnya berubah menjadi batu.

“Seseorang kurang minum alkohol dan bekerja di luar ruangan banyak berkeringat, akibatnya badan terus-menerus lelah dan urin menjadi pekat,” kata Andika dalam acara “Sakit saat buang air kecil? Waspadai Saluran Kemih” dari Kementerian Kesehatan Jakarta, Selasa (27 Februari 2024).

Andika mengatakan, pria bisa mengalami masalah ini karena kebanyakan dari mereka bekerja di luar ruangan, banyak berkeringat, dan banyak minum. Lebih lanjut, ia meyakini bahwa pria sebenarnya berisiko terkena batu saluran kemih, mengingat pembesaran prostat di usia enam puluhan.

Padahal, pembesaran prostat bisa menghambat produksi urin, dan dehidrasi bisa menimbulkan risiko pembentukan batu, ujarnya.

Dokter juga mengatakan bahwa masyarakat umum mengetahui banyak tentang batu ginjal, meskipun batu ginjal hanya menyebabkan sebagian kecil penyakit ginjal. Dijelaskannya, terbentuknya batu disebabkan oleh banyak faktor seperti garam dan asam urat yang meningkat di salah satu bagiannya. Semakin banyak sedimen maka sedimen tersebut akan tenggelam dan akhirnya berubah menjadi batuan.

“Jenisnya berbeda-beda. Ada yang seperti pasir, pasir kecil seperti pasir, atau dalam jangka panjang malah bisa besar, seperti bola golf atau bola tenis, atau bahkan besar,” ujarnya.

Selain sering dehidrasi, Andika mengatakan masih banyak faktor lain seperti kurang berolahraga atau jarang berolahraga. Menurutnya, dengan sering berolahraga, kristal akan mudah masuk ke saluran kemih bagian bawah sebelum mengendap dan mengeras menjadi batu.

Banyak makanan juga bisa menjadi faktor risiko terjadinya batu saluran kemih, katanya. Misalnya saja makanan yang mengandung asam urat seperti jeroan, jengkol, dan nangka. Garam merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan kesehatan bila dikonsumsi berlebihan, ujarnya.

Ada banyak cara untuk mencegahnya, yaitu dengan memperbanyak minum air putih, memperbaiki pola makan dengan mengurangi garam dan protein hewani, serta menurunkan berat badan melalui olahraga aerobik.