Categories
Otomotif

Ragu Beralih ke Mobil Listrik China? Simak 5 Alasan Memilih BYD

JAKARTA – Banyak konsumen yang ragu beralih ke kendaraan listrik. Selain itu, mobil listrik diproduksi di China. Namun benarkah produk China tidak berkualitas?

Product Manager PT BYD Motor Indonesia Bobby Bharata mengatakan transisi ke kendaraan listrik akan berdampak positif pada banyak aspek kehidupan kita sehari-hari.

“Mulai mengurangi emisi, efisiensi biaya operasional dan pemeliharaan kendaraan serta keselamatan,” ujarnya.

Menurut Bobby, BYD bukanlah merek nomor 1 di China, melainkan karena kualitas produk dan pengembangan R&D selama bertahun-tahun.

“Tujuan BYD di Indonesia adalah menjadi produsen kendaraan energi baru (NEV) terbesar di Indonesia dalam waktu dua tahun.

Bagi yang berencana memesan segel dari BYD Dolphin, Atto 3 atau IIMS 2024 namun masih sedikit ragu, berikut beberapa alasan memilih BYD:

1. BYD akan menjadi produsen mobil No.1 di Tiongkok pada tahun 2023

Pada tahun 2023, BYD telah menjual lebih dari 3.000 mobil CI Tiongkok, dengan pangsa pasar 11 persen. Mereka menggantikan Volkswagen (VW) sebagai produsen mobil terbesar di Tiongkok selama 15 tahun berturut-turut.

Dalam hal mobil listrik sepenuhnya, BYD juga melampaui Tesla sebagai produsen mobil listrik terbesar di Tiongkok pada kuartal keempat tahun 2023. Pada Desember 2023, penjualan bulanan mereka meningkat sebesar 45 persen.

2. Perkembangan Baterai Selama Puluhan Tahun Sebelum memasuki industri otomotif, BYD merupakan perusahaan teknologi yang mengembangkan beragam produk. Salah satunya adalah baterai. Baterai LFP mereka, yang disebut Blade, adalah yang paling canggih hingga saat ini. Digunakan oleh merek Cina lainnya seperti Chery.

3. BYD memiliki merek seperti Denza, Fang Cheng Bao dan Yanwang. Di Yangwang, misalnya, mereka membenamkan diri dalam teknologi terkini dan terhebat. Teknologi ini juga akan digunakan di mobil lain.

4. Desain unik, produk pesaing BYD Dolphin, Atto 3, Seal, mempunyai konsep dan desain yang unik dan tidak ada di pasaran. Misalnya, lihat lekuk tubuh Dolphin, sangat berbeda. BYD memiliki satu-satunya mobil yang mampu berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 3,8 detik dengan harga Rp 719 juta.

5. Investasi di Indonesia BYD berkomitmen sebesar USD 1,3 miliar atau Rp 20 triliun untuk membangun pabrik berkapasitas 150.000 unit di Indonesia. Dalam waktu singkat mereka membuka 8 cabang dealer.

Categories
Otomotif

Hadirkan PHEV di Cina, Toyota Bakal Pakai Platform Milik BYD

tonosgratis.mobi, Jakarta – Toyota akan memperkenalkan dua atau tiga model plug-in hybrid (PHEV) baru di China dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Mobil ramah lingkungan asal Jepang ini diperkirakan akan menggunakan mesin PHEV DM-i milik BYD.

Menurut Carnewschina, Toyota tidak lagi menggunakan platform THS atau Toyota Hybrid System yang mendukung model hybrid atau HEV. Sebab, model ini tidak termasuk dalam China Electric Vehicle atau New Electric Vehicle (NEV) dan tidak bisa mendapat pelat nomor hijau sehingga tidak bisa mendapat subsidi.

Sementara itu, Toyota telah meluncurkan versi hybrid plug-in E+ dari Corolla, Levin dan RAV4 di China tanpa banyak keberhasilan. Namun baik Toyota maupun BYD belum mengonfirmasi kabar penggunaan platform PHEV ini.

Namun yang jelas jika teknologi DM-i BYD diadopsi, Toyota pasti akan memberikan kecemerlangan dan sentuhan baru, dan pengalaman berkendara model final juga akan berbeda, lapor Caijing mengutip sumber Toyota.

DM sendiri merupakan platform PHEV milik BYD yang merupakan singkatan dari DualMode yang diluncurkan pada tahun 2008. Sasis mobil ini akan segera mendapatkan generasi kelima, yang memungkinkan model tersebut memiliki jangkauan 2000 km di CLTC dan kapasitas bahan bakar 2,9 liter. 100km.

Toyota Motor melaporkan laba bersih sebesar ¥5 triliun (Rp 523 triliun) pada tahun fiskal 2024 yang mencakup periode April 2023 hingga Maret 2024. Jumlah ini dua kali lipat laba bersih tahun lalu. Sedangkan laba operasional mencapai 5,35 triliun yen (552 triliun).

Dengan pencapaian tersebut, produsen mobil terlaris dunia ini mencatatkan rekor sebagai perusahaan Jepang pertama yang mencapai 5 triliun yen.

Pencapaian memuaskan tersebut berhasil melampaui ekspektasi pasar, meski skandal uji keselamatan di divisi mobil kompak Daihatsu merusak penjualan di Jepang dan reputasi grup Toyota dalam hal kualitas dan keselamatan.

Meskipun pelemahan yen terus berdampak pada Toyota, di sisi lain, produsen mobil tersebut mendapat keuntungan besar dari berkurangnya permintaan kendaraan listrik di beberapa pasar seperti Amerika Serikat, di mana banyak konsumen kini lebih memilih kendaraan hibrida, yang merupakan kekuatan tradisional Toyota.

Penjualan kendaraan Toyota dan Lexus tercatat 10 juta 309 unit, meningkat dua kali lipat sebesar 107,3 ​​persen dibandingkan penjualan tahun fiskal sebelumnya.