Categories
Bisnis

Nelayan Tradisional Dorong Hilirisasi Sektor Perikanan

tonosgratis.mobi, Jakarta – Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) meminta pemerintah menggenjot upaya hilirisasi di sektor perikanan. 

“Hal utama bagi kami di KNTI adalah memastikan kebijakan hilirisasi tidak hanya terfokus pada sektor pertambangan atau batubara saja, pada penanaman modal dan kemudahan, insentif dan pajak bagi investor,” kata Ketua Umum KNTI Danny Setiawan. Dalam diskusi publik pada Kamis (13/06/2024). 

“Kita perlu mengingatkan pemerintah bahwa sektor hilir pertanian, pertanian, perikanan, dan kelautan merupakan sektor yang patut menjadi prioritas kebijakan pemerintah,” lanjutnya.

Rendahnya sumber daya alam tersebut seharusnya didasari oleh keunggulan Indonesia sebagai sebuah negara, dalam hal ini adalah sektor kelautan dan perikanan.

Oleh karena itu, kita menjadi juara tidak hanya di beberapa komoditas, tetapi juga di sektor-sektor yang sudah lama kita manfaatkan, seperti pertanian, pertanian, perikanan laut, yang menjadi basis lapangan kerja bagi jutaan orang dan bergantung pada mereka untuk hidup. penghidupan mereka atau sektor-sektor yang saya sebutkan dalam perekonomian,” jelasnya.

Khusus di sektor kelautan dan perikanan, Dani menegaskan, aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan puluhan tahun baik secara tradisional maupun modern masih bersifat eksploitatif.

Artinya, kita fokus pada bagaimana kita bisa mengoptimalkan dan meningkatkan nilai perikanan, khususnya di sektor perikanan tangkap, untuk keperluan domestik dan konsumsi, serta untuk ekspor. Namun, ikan kita masih diekspor dalam bentuk mentah atau belum diolah. Oleh karena itu, bahan baku tuna Callen menjelaskan, “Ini benar-benar dikirim ke negara lain seperti Jepang, Eropa dan Amerika.”

Danny juga menjelaskan contoh lainnya, misalnya saja nelayan mempunyai udang yang tentunya mempunyai potensi besar untuk dibudidayakan, namun dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau diolah.

“Sebenarnya kalau pemerintah mulai serius serius untuk memiliki potensi pasar perikanan di luar negeri, tinggal memikirkan bagaimana cara mengekspornya, tapi sekarang mulai terlihat berapa banyak negara yang bergantung atau mengawasi. Strategi industri perikanan, prosesnya berisi bahan setengah jadi atau jadi,

“Padahal menurut saya prosesnya tidak terlalu rumit, praktiknya sudah banyak dilakukan oleh masyarakat baik skala kecil, menengah maupun industri,” tambah Danny.

 

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan Indonesia saat ini merupakan eksportir ikan hias terbesar kedua di dunia setelah Jepang.

“Ikan hias Indonesia saat ini merupakan eksportir terbesar kedua di dunia setelah Jepang, jadi ini sebuah prestasi. Mungkin tiga atau empat tahun lalu kita masih masuk lima besar, lalu naik terus, dan tahun lalu kita menduduki peringkat kedua. ” Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP Budi Sulistio dari Antara, dikutip Kamis (6/6/2024).

Budi menambahkan, pada tahun tersebut Pada tahun 2023, nilai ekspor ikan hias mencapai 39,06 juta USD, atau meningkat 7,2% dibandingkan tahun 2022, dengan pangsa pasar sebesar 11,1% tercatat sebesar 36,43 juta USD. Sedangkan Jepang yang menduduki peringkat satu memiliki pangsa pasar sebesar 13,9 persen pada tahun 2023.

 Selain itu, pasar ikan hias global Mencatat nilai ekonomi sebesar 350,5 juta dolar AS pada tahun 2022, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 2,63%.

Pasar ikan hias global ditandai dengan dominasi ikan hias air tawar sebesar 77,4% dan ikan hias laut sebesar 23%.

Di tahun Ia mengumumkan negara yang paling banyak mengimpor ikan hias pada tahun 2022 adalah Amerika Serikat sebesar 91,7 juta dolar, Uni Eropa sebesar 89 juta dolar, ASN sebesar 34,1 juta dolar, Tiongkok sebesar 23,4 juta dolar, dan Amerika Serikat. . Harga di Inggris Raya adalah $23,3 juta.

Dengan peluang pasar tersebut, Budi berharap dapat membangun sistem pengelolaan perikanan untuk menjamin keberlanjutan perikanan Indonesia untuk menjadi eksportir ikan hias global.

Selanjutnya mendorong ikan hias menjadi produk ekspor utama dengan menetapkan standar seperti SNI.

“Saat ini telah diterbitkan 13 SNI untuk mutu dan pengelolaan ikan hias dan 9 SNI untuk mutu dan pengelolaan tanaman ikan hias. Sebelumnya kalau kita bicara ikan hias pasti berkembang sangat pesat dalam 5 tahun terakhir. sampai 10 tahun,” jelasnya.

Dalam hal peningkatan daya saing, Indonesia sudah mulai menerapkan indikasi geografis ikan hias atau registrasi asal ikan hias untuk meningkatkan nilai ikan tersebut, ujarnya.

Hal lainnya adalah dengan mengadakan pameran, salah satunya Pameran Ikan Hias Nusatic 2024 yang diadakan pada tanggal 7 hingga 9 Juni 2024 di ICE BSD untuk mempromosikan ikan hias Indonesia.