Categories
Kesehatan

Dokter: Skrining Penting Guna Cegah Kanker Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis onkologi RS Kanker Dharmais dr Rahmat Budi Santoso mengatakan, skrining sangat penting untuk mencegah kanker ginjal berkembang ke kondisi yang lebih serius.

Menurut Rahmat, kanker ginjal stadium awal biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun, hal yang biasa terjadi pada penderita kanker ginjal stadium 1, karena dokter berobat ke dokter untuk pasien lain, namun tiba-tiba dokter menemukannya.

“Kalau data terakhir GLOBOCAN tahun 2020, jumlah kasus baru kanker ginjal sekitar 2.600 sampai 2.800. Jadi biasanya datangnya terlambat. Belakangan ada 1.400 pasien yang meninggal,” ujarnya.

Ia menjelaskan, gejala seperti kencing berdarah, benjolan di punggung atau perut, dan nyeri di punggung bawah sering terjadi pada stadium lanjut. Namun kencing berdarah, menurutnya, tidak selalu terlihat, dan jumlah darahnya bisa banyak.

Ia mengatakan ada gejala lain yang sering tidak disadari, seperti tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, anemia, atau penurunan berat badan yang parah. Ia mengatakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setiap dua hingga tiga tahun sekali, kalau bisa setahun sekali. Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker ginjal adalah urinalisis, tes hemoglobin, dan USG.

Menurutnya, ginjal merupakan organ terpenting kedua setelah jantung dalam hal peredaran darah, karena ginjal berfungsi memurnikan darah, menjaga keseimbangan elektrolit, dan mengatur peredaran darah. Di saat yang sama, ia menjelaskan, setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang harus dipenuhi guna menjaga kemampuan pembersihan ginjal.

Namun, menurut dia, mereka setidaknya mengonsumsi satu setengah hingga dua liter air. Ini menggantikan cairan tubuh, karena hingga 600 ml hilang melalui keringat, dan sisanya melalui tinja atau urin.

Seorang dokter akan menyaring semua pasien kanker, termasuk ginjal dan kanker lainnya. Oleh karena itu, untuk menghindarinya, Anda perlu menjaga keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental, seperti berolahraga, istirahat yang cukup, tidak merokok, melakukan meditasi, dan yoga.