Categories
Bisnis

Soal Rekayasa Keuangan, Kimia Farma: Hasil Investigasi Paling Cepat Agustus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kimia Farma akan mengalami kerugian sebesar Rp 1,82 triliun pada tahun 2023. Lina Sari, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Kimia Farma, mengidentifikasi beberapa penyebab utama yang menyebabkan perusahaan mengalami kerugian besar. 

Salah satu penyebab tingginya kerugian pada tahun 2023 adalah kendala operasional akibat tidak efisiennya pabrik,” kata Lina, Selasa (25/6/2024) di IHLI-Bio Pharma Group Jakarta Timur pada acara publik tahunan Chamia Pharma. presentasi di gedung.

Lema mengatakan, meski potensi pabrik kimia farmasi tinggi, namun keuntungan yang diperoleh sangat rendah. Alasan lainnya adalah struktur produk didominasi oleh produk dengan margin rendah.

Lina juga mengatakan, persoalan keakuratan pemberian informasi atau rekayasa keuangan anak usaha turut menyumbang kerugian perseroan. Namun Lina belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait hal tersebut. 

“Penyelidikan atas pengungkapan informasi lengkap tentang anak-anak tersebut masih berlangsung. Kami mungkin akan mendapatkan hasilnya pada awal Agustus,” kata Lena. 

Lina mengatakan, hasil audit investigasi akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai dugaan rekayasa keuangan yang terjadi di KFA. Oleh karena itu, manajemen masih menunggu hasil proses audit investigatif. 

“Soal yang terjadi di Sudin (KFA), kita belum bisa menyimpulkan apakah ada korupsi atau tidak karena prosesnya masih berjalan. Kita tunggu saja sampai proses penyidikan selesai.” 

Leena menambahkan, dugaan rekayasa keuangan dan penurunan kinerja keuangan pada tahun 2023 menjadi pembelajaran bagi direksi Chemia Pharma. Lena menekankan komitmen Chemia Pharma terhadap perkembangan masa depan. 

“Kami akan fokus pada produk-produk kelas atas, rasionalisasi pabrik, masalah keuangan terkait beban keuangan yang sangat besar, kami akan melakukan restrukturisasi di bawah pengawasan Kementerian BUMN,” kata Lina.