tonosgratis.mobi, Jakarta – PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yakin tiga bisnis utama perseroan akan berkinerja sangat baik di tahun 2024. Hal ini menyusul pemulihan pandemi COVID-19 pada tahun 2020 hingga 2022 dan hasil yang baik pada tahun 2024. pemilu, khususnya pada industri penjualan tanah yang menunjukkan siklus tinggi seperti tahun 2010-2011.
Surya Semesta Internosa mendapat banyak perhatian terutama dari Tiongkok, Suryabot Industrial City, Karawang serta pengembangan kota industri hijau terbaru SSIA, Subang Smart Politan, demikian siaran persnya, Senin (13/5/2024).
Minat yang besar tersebut membuat Surya Semesta Internusa menaikkan target penjualan pada tahun 2024 untuk Suryabuat Karawang Industrial City dan Subang Smartpolitan dari 65 menjadi 184 hektar atau harga jual Rp 2,2 triliun.
Dengan mempertimbangkan realisasi dan pencatatan penjualan pada tahun ini, pendapatan konsolidasi SSIA pada tahun 2024 diperkirakan meningkat 23% menjadi Rp5,6 triliun dan laba kotor sebesar 182% menjadi Rp500 miliar.
Pada tanggal 30 April 2024, Subang Smartpolitan “Green, Smart and Sustainable City”, sebuah kawasan terpadu kawasan industri dan komersial di Indonesia, dengan bangga menyambut BYD, pionir global dalam industri kendaraan listrik ( EV), sebagai salah satu dari domainnya. membuat Pengusaha utama
Pendirian pabrik kendaraan listrik BYD di Subang Smartpolitan merupakan langkah penting untuk mendorong mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan Asia Tenggara.
Menempati lahan seluas lebih dari 108 hektar, BYD menjadi penyewa besar pertama di kawasan tersebut. Hal ini merupakan kesuksesan besar bagi Subang Smartpolitan, khususnya dalam penjualan lahan industri.
Dengan Subang Smartpolitan, pertumbuhan jangka pendek dan menengah SSIA akan terus bergantung pada pemain global di bidang manufaktur, teknologi, serta pusat penelitian dan pengembangan.
Sementara itu, dalam jangka panjang, fasilitas Subang Smartpolitan akan membantu perusahaan tumbuh melalui layanan yang diberikan kepada penyewa dan masyarakat, seperti layanan air, sanitasi, pengelolaan limbah, energi, gas, jalan tol, dan telepon.
Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) telah menyiapkan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun 2024. Head of Investor Relations PT Surya Semesta Internusa Tbk Erlin Budiman mengatakan belanja modal di Subang, Barat akan ditugaskan kepada Pemerintah. pengembangan proyek. Jawa.
“Kami sepakat menganggarkan 1,3 triliun rupiah untuk Capex 2024. Kami menganggarkan 1 triliun rupiah untuk pengembangan lahan dan pembebasan lahan di Subang. Sisanya 250 rupiah untuk menerima pengunjung, termasuk Nusa Raya Cipta dan lainnya.” Presentasi publik perseroan, Jumat (15/12/2023).
Sekadar informasi, proyek Subang Smartpolitan dibangun di atas lahan seluas 2.717 hektare. Subang Smartpolitan dikembangkan dalam 4 tahap. Pengembangan Tahap 1 dimulai pada kuartal IV tahun 2020 dan siap dilaksanakan pada kuartal III tahun ini. Area-area ini meliputi pusat komersial, industri, perumahan, rekreasi, pendidikan, serta pusat pendukung dan infrastruktur.
Dalam acara tersebut, Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk The Jok Tung menjelaskan, sumber dana penggunaan modal berasal dari berbagai sumber. Sekadar informasi, perseroan baru saja memperbarui utangnya dengan International Finance Corporation (IFC). Sebaliknya, perseroan memperoleh sumber daya dari bank lokal, dalam hal ini Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
“Bulan lalu kita lunasi utang ke IFC dan ganti dengan bank lokal, BCA dan SMI. Naik dari sekitar Rp 1 triliun menjadi Rp 1,5 triliun. Jadi dari situ cover sekitar Rp 500 miliar ditambah sisanya kita punya,” kata Jok Tong.
Diberitakan sebelumnya, Travelio yang merupakan bagian dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) membuka kemungkinan bagi perseroan untuk mengambil tindakan bisnis berupa merger.
Johannes Suryadjaja, Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk, mengatakan langkah ini untuk mengendalikan pengeluaran perseroan agar bisa membukukan keuntungan di masa depan.
Diakui Johannes, Travelio saat ini sedang tidak menguntungkan. Sebab, biaya banyak pos masih tinggi. Terkait pengelolaan perusahaan, Travelio dinilai tidak dikendalikan oleh pemilik mana pun, ia memiliki manajemen sendiri yang menangani segala hal mulai dari penjualan hingga pemeliharaan.
“Sekarang kami sedang mengkaji kemungkinan integrasinya. Kalau bisa diintegrasikan dengan salah satu grup hotel, maka operasionalnya akan lebih efisien. Bagi pemilik dan Travelio, biaya registrasi akan penting. Makanya kami masih buka. terhadap produk organik dan non-organik, kata Johannes, ditulis, Minggu (10/7/2022).
Diperkirakan Travelio bisa meraup untung pada akhir tahun 2023. Asalkan seluruh biaya operasional bisa dikelola seefisien mungkin. Travelio didirikan perseroan melalui anak usahanya PT Horizon Internusa Persada (HIP) pada 2015. Ketika investor baru masuk, perseroan kini menguasai 25 persen saham Travelio.
“Sekarang kami punya sekitar 25 persen saham Travelio. Valuasinya saat ini lebih dari $100 juta, yaitu sekitar $1,5 triliun,” ujarnya.
Saat ini Travellio tersebar di 10 kota di Indonesia. Hingga semester I 2022, Travelio memiliki 9.212 apartemen dan 1.077 residensial (rumah). Hingga akhir tahun, targetnya meningkat 1,7 kali lipat menjadi 13.520 apartemen dan empat kali lipat dibandingkan saat ini yang berjumlah 4.395 rumah.
Sebelumnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menargetkan bisa memenuhi atau melampaui target kontrak barunya pada akhir tahun 2022. Pada kuartal I 2022 saja, perseroan sudah menandatangani kontrak baru senilai Rp 1,6 triliun.
Head of Investor Relations dan Business Communications PT Surya Semesta Internusa Tbk Erlin Budiman mengatakan, pencapaian tersebut sudah melampaui setengah dari target hingga akhir tahun.
Lanjutnya, dalam enam bulan pertama, perseroan meraih kontrak baru sebesar Rp 1,6 triliun. Jadi kalau kita lihat target Rp 1,9 di akhir tahun, keberhasilannya lebih dari 50%. Kami yakin tujuan ini akan tercapai. Akhir tahun akan terealisasi, kata Erlin dalam Webinar Edukasi Investasi Indonesia, Sabtu 9 Juli 2022.
Sementara perolehan kontrak baru pada semester I 2022 melampaui periode yang sama tahun lalu yang mencapai 1,07 triliun.
Pada tahun 2022, perseroan menetapkan target yang stabil berdasarkan perkembangan pandemi Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi. Jadi secara keseluruhan, target kontrak baru tahun ini lebih rendah 29% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 2,68 triliun.
Sementara itu, perseroan optimistis dengan pendapatan tahun lalu. Itu meningkat 14% menjadi Rp1,3 triliun dari tahun sebelumnya sebesar 1,67 triliun. Keyakinan tersebut tercermin dari pendapatan kuartal I tahun ini yang meningkat sebesar 630 miliar Rial dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu sebesar 342 miliar.
Erlin menambahkan: “Pada akhir tahun, pendapatan perusahaan akan meningkat 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan pada kuartal pertama dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.”