Categories
Lifestyle

3 Mahasiswi ITB Jadi Wakil Indonesia di London, Boyong Teknologi Atasi Rambut Rontok

Liputan6. Turnamen tersebut akan digelar pada Juni 2024 di London, Inggris.

Usai dinobatkan sebagai juara nasional, Clara mengaku tak bisa berkata-kata. “Ini tahun kedua kami mengikuti L’Oreal Brainstorm. Tahun lalu kami ikut dan lolos ke final nasional, tapi kami bukan pemenangnya,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, 4 April 2024.

Tahun ini, total 5.600 kandidat dipersempit menjadi 10 kandidat melalui proses peradilan. Kesepuluh finalis kemudian mempresentasikan karyanya di hadapan juri pada 27 Maret 2024.

Tema L’Oreal Brandstorm tahun ini adalah “Reinventing the future of professional beauty through technology”. Hal ini menantang setiap tim untuk menghasilkan inovasi berbasis teknologi guna memberikan solusi dan pengalaman baru bagi pelanggan di industri rambut dan kecantikan.

Oleh karena itu, tim Maya telah memperkenalkan FolliGenix sebagai solusi rambut rontok. Priscilla mengatakan timnya memutuskan untuk mengembangkan perangkat tersebut setelah menemukan bahwa rambut adalah salah satu masalah terbesar mereka, menurut beberapa majalah. Setelah mewawancarai klien salon dan profesional salon kecantikan, menciptakan tantangan yang lebih kuat.

“Kami didukung oleh seorang mentor, salah satunya adalah mantan karyawan L’Oreal, dan pakar kampus kami,” tambah Saskia. Priscilla menambahkan, mereka telah mengembangkan teknologi solusi rambut rontok selama kurang lebih tiga bulan.

“Perangkat FolliGenix dilengkapi dengan USG dan nanoteknologi untuk beradaptasi dengan kondisi folikel rambut pengguna tanpa memerlukan prosedur medis invasif,” jelas Clara.

Menurutnya, dalam produksinya mereka menyebutkan prinsip lain selain mengembangkan perangkat berbasis teknologi dari L’Oreal. “Kami menerapkan poin keberlanjutan dengan merancang FolliGenix menggunakan material karet daur ulang,” ujarnya.

Head of Human Resource L’Oreal Indonesia Enita Oktora yang menjadi salah satu juri final nasional mengatakan, pihaknya sangat tertarik dengan penampilan Maya. “Penelitian sedang panas dan konsumen ingin memahami semangat keahlian para profesional salon kecantikan dan penata rambut (melalui wawancara),” ujarnya.

“Itu sangat terlihat dalam usulan mereka,” kata Enita. “Praktik dan rencana bisnis realistis. Teknologi juga terbelakang, sehingga fakta dan ide seimbang.”

Director of Corporate Affairs, Communications and Sustainability L’Oreal Indonesia Melanie Masriel menambahkan, pihaknya juga menyoroti inovasi dan kustomisasi personal yang dicari konsumen saat ini. “Ini juga penting bagi pemenang.

Sebelum final internasional L’Oreal Brainstorm 2024, Maya akan mengikuti sesi pelatihan dan mentoring bersama L’Oreal Indonesia dan para ahli di bidangnya. Mereka akan bersaing dengan 41 tim dari seluruh dunia untuk memperebutkan juara 1 kompetisi tahunan tersebut.

Para finalis juga bersaing untuk mendapatkan kesempatan menyelesaikan misi kewirausahaan selama tiga bulan di kantor pusat L’Oreal di Paris, Prancis. “Harapannya besar (Tim Maya) bisa menang. Tadi ada tiga wakil Indonesia yang menjadi juara L’Oreal Brainstorm,” kata Enita.

Acara yang diselenggarakan di seluruh dunia sejak tahun 1992 ini merupakan ajang bertukar pikiran, pengembangan diri, dan langkah awal karir para peserta yang total jumlahnya mencapai lebih dari 700.000 talenta muda. “Indonesia telah berpartisipasi sejak 2009,” ujarnya.

“L’Oreal Brandstorm lebih dari sekedar kompetisi karena menghubungkan talenta muda Indonesia dengan kebutuhan bisnis,” kata Enita. “Talenta muda Indonesia dapat mengembangkan diri mereka dengan keterampilan teknis dan soft skill yang diberikan untuk membekali dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan industri masa depan.”

Melanie menegaskan, pihaknya tidak mewajibkan finalis untuk mempresentasikan produk akhir, sehingga FolliGenix yang diusulkan tetap menjadi model. Teknologi yang dihadirkan tidak “dibeli” oleh L’Oreal, namun dapat dikembangkan oleh masing-masing tim setelah mendapat bimbingan dan masukan dari pakar perusahaan kecantikan tersebut.

Junaid Murtaza, presiden L’Oreal Indonesia mengatakan, “Sebagai perusahaan kecantikan berbasis teknologi dan inovasi, kami ingin menjadikan pengalaman kecantikan pribadi kami lebih kreatif, inklusif, dan bertanggung jawab.”

“Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki potensi yang sangat besar, teknologi telah menjadi kebutuhan dalam industri kecantikan rambut untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin menuntut,” tambahnya.

Misalnya, potensi nilai industri salon kecantikan profesional mencapai 11 triliun dengan 100.000 salon kecantikan dan 5.000 salon rambut tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, teknologi di industri kecantikan juga diperlukan untuk membantu konsumen melakukan perawatan di rumah sehingga bisa mendapatkan manfaat lebih dari perawatan salon.