Categories
Lifestyle

Sejarah Paskibraka, Formasi, dan Perbedaannya dengan Paskibra

tonosgratis.mobi adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Paskibraka Pusaka Jakarta yang bertugas mengibarkan bendera dalam rangka Hari Kemerdekaan. Paskibraka sendiri mempunyai sejarah yang cukup panjang, dimulai sejak masa Indonesia merdeka. Organisasi ini merupakan simbol penting dalam perayaan hari kemerdekaan kenegaraan.

Apalagi pembentukan Paskibraka juga menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Formasi paskibraka sendiri merupakan seperangkat aturan dan teknik yang memadukan gerakan bendera. Formasi ini menjadi simbol Paskibraka dan menjadi kebanggaan para anggotanya.

Perbedaan Paskibraka dan Paskibra juga harus dipahami. Paskibraka merupakan organisasi yang bertugas membawa bendera pusaka pada upacara kemerdekaan, sedangkan Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera yang lebih fokus pada kegiatan kepanduan di sekolah-sekolah Indonesia. Perbedaan ini mempertegas peran dan fungsi masing-masing organisasi dalam memperingati Hari Kemerdekaan.

Berikut tonosgratis.mobi rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/2/2024) tentang sejarah Paskibraka.

Paskibraka atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah organisasi yang bertugas mengibarkan bendera pusaka pada upacara bendera atau upacara kenegaraan lainnya. Anggota Paskibraka dipilih dari siswa yang memenuhi kriteria ketat, seperti tinggi dan berat badan yang sesuai, berkepribadian baik, dan mampu berbaris.

Anggota Paskibraka dilatih dengan disiplin tinggi dan harus mengikuti pelatihan secara berkala untuk mengasah keterampilannya. Selain itu, mereka dilatih untuk membawa bendera warisan budaya dan keterampilan untuk melakukan gerakan protokol yang sesuai. Paskibraka bertugas mengibarkan bendera pusaka pada upacara kenegaraan, seperti peringatan Hari Kemerdekaan.

Paskibraka merupakan simbol kebanggaan dan kesetiaan terhadap negara sebagai bagian dari upacara kenegaraan. Mereka mengibarkan bendera pusaka negara dan menunjukkan hakikat cinta tanah air dan cinta tanah air melalui tindakannya. Tokoh-tokoh Paskibraka diharapkan dapat menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi muda untuk berjuang dan berjuang demi bangsa dan negara.

Sejarah Paskibraka tidak lepas dari perpindahan ibu kota Negara Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946. Saat itu, pusat pemerintahan berada di Gedung Agung yang merupakan kediaman dan kantor Presiden Sukarno.

Pada awal Agustus 1946, Sukarno memerintahkan ajudannya Mayor (Angkatan Laut) Hussain Muthar (pencipta lagu Hari Merdeka dan Sevkar) untuk mempersiapkan upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus tahun itu. Sebuah ide muncul di benak Muthar, ia ingin mengajak para pemuda perwakilan pelosok negeri yang saat itu sedang menuntut ilmu di Yogyakarta.

Dewa tersebut membawa kabur pasangan lima pemuda simbol Pancasila yang terdiri dari lima laki-laki dan lima perempuan. Mereka dipilih beraksi dengan mengibarkan bendera Merah Putih. Di sinilah cikal bakal terbentuknya Rombongan Pengibar Bendera Pusaka (Paskebarka) berlangsung.

Siswa dengan nampan disebut juga dengan gadis yang terpelajar, cantik, berambut panjang, berambut panjang dan aktif dalam kegiatan kepanduan. Gadis kelahiran Manado dan terpilih berdarah Padang bernama Siti Devi, diberi nama Titik sesuai nama dewi.

Muthar sendiri sengaja mengambil anggota Paskebarka dari kalangan pelajar, tanpa alasan. Ia mempercayakan mereka tugas besar mengibarkan bendera pusaka karena itu berarti kemerdekaan Indonesia juga menjadi tanggung jawab seluruh bangsa.

Selain itu, siswa SMA (saat itu masih SMA) dinilai tidak terlalu peduli dengan persoalan politik. Mereka dinilai rapi dan tertib, sehingga mudah menyesuaikan watak dan kepribadian, rasa berbangsa dan bernegara serta membangun disiplin dalam diri individu dan kelompoknya.

Pada tahun 1967, Hussein Muthar dipanggil oleh Presiden Suharto saat itu untuk mengibarkan bendera pusaka kembali. Merujuk indonesiabaik.id, dengan ide dasar pelaksanaan di Yogyakarta pada tahun 1946, ia kemudian mengembangkan formasi menaik menjadi 3 kelompok sesuai jumlah anggotanya, yaitu: Pasukan 17 / Bersama (Pemandu), Pasukan 8 / Bendera Pembawa (Kor.), Pasukan 45 / Penjaga.

Angka ini melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945 (17-8-45).  Kelompok 17 berperan sebagai pemandu dan pendamping pasukan di bawah komando Komandan Kelompok (DanPok) yang ditempatkan di depan. Kelompok beranggotakan 17 orang ini semuanya anggota Paskeberka.

Grup 8 ditempatkan di belakang Grup 17 sebagai pasukan utama dan pengusung pusaka Merah Putih. Rombongan terdiri dari dua orang gadis Paskebraka yang berperan sebagai pembawa bendera, satu orang di posisi depan dan tengah sebagai pembawa pohon bendera utama (pohon 1) dan seorang pembawa pohon bendera cadangan (pohon 2) sebagai pekerja, mereka mengendarai sepeda motor. Empat anggota TNI atau POLRI bersenjata.

45 Kelompok 8 yang duduk di belakang para penembak membawa pengawal/pengawal kehormatan dengan tugas simbolis.  Seluruh struktur tentara yang diuraikan di atas dipimpin oleh Komandan Kompi Paskibraka (Danki Paskibraka) yang ditempatkan di sebelah kanan Komandan Kelompok (DanPok) 17.

 

Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera, sedangkan Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Perbedaan keduanya terletak pada tugas dan tanggung jawabnya.

Paskebera adalah prajurit yang ditugaskan untuk mengibarkan bendera merah putih di setiap sekolah, sedangkan paskeberka adalah prajurit yang bertugas untuk memperingati perayaan kemerdekaan Indonesia, khususnya bendera pada tanggal 17 Agustus. Paskibraka juga bertugas mengibarkan bendera pusaka, yaitu bendera yang digunakan dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Peran dan tanggung jawab paskibra dan paskibraka juga berbeda. Meski sama-sama mempunyai tugas yang besar, namun Paskebarka mempunyai tanggung jawab yang lebih besar karena merupakan bagian dari upacara kenegaraan dan berperan penting dalam memperingati kemerdekaan Indonesia.

Disarikan dari website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut keuntungan bergabung dengan Paskibraka:

1. Disiplin

Disiplin merupakan hal yang pasti ditegakkan dan selalu diingat oleh para anggota Paskibarka, meski sudah tidak bertugas lagi. Selama masa karantina, seluruh anggota Paskeberka dilatih untuk disiplin mengikuti seluruh aturan dan jadwal yang ada. Oleh karena itu, kedisiplinan bukan lagi hal yang diragukan oleh anggota Paskeberka.

2. Manajemen waktu yang baik

Selain kedisiplinan, menjadi anggota Paskibraka akan membuat kita pandai dalam mengatur waktu. Tak heran, Paskibraka memiliki jadwal latihan yang sangat padat (baik di dalam maupun luar lapangan). Manajemen waktu yang baik akan bisa Anda dapatkan dengan menjadi anggota Paskebarka.

3. Belajar bekerja dalam tim

Sebagai makhluk sosial, kita pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, kerja tim adalah salah satu keterampilan yang perlu kita pelajari. Dengan menjadi anggota Paskibraka, kita belajar bekerja sama sebagai sebuah tim. 

Kerja sama internasional ini dilakukan seperti yang dilakukan di barisan Paskibraka. Jika hanya satu orang yang salah, maka seluruh kelompok akan salah. Dalam proses pembinaan Paskibraka hendaknya setiap orang memikirkan orang lain, gerakan yang sama, semangat yang sama, dan tujuan yang sama. Jadi, saling mendukung dan menyemangati satu sama lain.

4. Mengembangkan rasa cinta tanah air

Pemberian Paskibraka akan memberikan kita rasa cinta yang mendalam terhadap NKRI. Saya merasa bangga menjadi orang Indonesia dengan rutin menyanyikan lagu Indonesia Raya, belajar tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan mengibarkan bendera.

5. Menumbuhkan rasa syukur

Selama masa karantina, menjadi anggota Paskibraka akan membuat Anda bersyukur. Jika Anda terpilih menjadi bagian dari Paskibraka, Anda akan sukses bersaing dengan ribuan calon Paskibraka lainnya untuk mengibarkan bendera pusaka di HUT RI. Anda pasti akan merasa bersyukur dan bangga menjadi anggota Paskibraka.