Categories
Kesehatan

Ibu Tidak Perlu Panik Ketika ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan, Begini Solusinya

tonosgratis.mobi, Jakarta – Menjadi ibu baru merupakan pengalaman yang luar biasa, namun seringkali dibarengi dengan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran, salah satunya tentang produksi ASI. Hanya sedikit ibu yang tidak memeras ASI setelah melahirkan, sehingga dapat menimbulkan kepanikan dan kecemasan.

Dokter Anak First Care Clinic dr Rooney Deshiyanti mengatakan, wajar jika ASI tidak langsung keluar setelah lahir.

“Semua ibu tidak langsung memeras ASI saat bayinya lahir. Jadi laktogenesis atau pembentukan ASI baru terjadi pada hari kedua atau ketiga,” jelasnya saat temu media, Selasa, 2 April 2024.

Selain itu, Rooney juga menegaskan, para ibu tidak perlu khawatir jika tidak bisa menyusui segera setelah lahir, karena bayi masih memiliki cadangan lemak coklat di dalam rahim. Bahkan bayi bisa bertahan hidup tiga sampai lima hari tanpa ASI. 

“Selama ibu tahu, dia tidak akan takut, oke, dia tidak akan khawatir,” kata Rooney. 

Selain faktor tersebut, stres dan perasaan tertekan dapat menyebabkan ASI tidak keluar atau tidak lancar keluar setelah melahirkan. Hal ini akan membuat hormon oksitosin atau hormon cinta tidak bekerja maksimal dan ASI tidak mengalir dengan lancar.

“Ibu stres, capek, ibu baby blues kan? Itu tidak membuat aliran ASInya lancar.”

Oleh karena itu penting untuk menjaga psikis ibu pasca melahirkan agar tidak merasa stres dan tertekan. Dengan begitu, produksi ASI pun bisa maksimal.

Jika Anda merasa ASI tidak keluar setelah melahirkan, jangan panik. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu meningkatkan produksi ASI.

Rooney menjelaskan, yang terpenting adalah tetap memberikan ASI, meski ASI yang keluar sedikit atau tidak ada sama sekali.

“Karena semua rangsangan pada puting susu akan merangsang otak untuk membuat ASI,” jelasnya. 

Pada awal kehidupan setelah lahir, kebutuhan bayi terhadap susu juga tidak terlalu tinggi. Rooney mengatakan bayi baru lahir memiliki perut sebesar kacang polong, sehingga tidak banyak mengonsumsi ASI. 

Jadi, jika produksi ASI ibu rendah, bisa dipastikan hal tersebut tidak akan membahayakan bayi. Pastikan ibu menyusui bayinya secara teratur.

Selain itu, dukungan emosional dari orang-orang terdekat juga akan sangat membantu. Jaga kondisi mental ibu agar tidak stres akibat kekurangan ASI. 

“Kami ingin meyakinkan diri kami sendiri, kami ingin meyakinkan ibu. Kami menenangkannya, karena tubuh kami dirancang untuk memenuhi kebutuhan individu kami,” jelas Rooney.

Selain rangsangan dan bantuan dari luar, ibu harus mengupayakan secara internal untuk meningkatkan produksi ASI. Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan tertentu yang mengandung zat yang baik untuk produksi ASI.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, ada 3 jenis makanan yang bisa ibu konsumsi untuk mempercepat produksi ASI dan menghasilkan ASI berkualitas.

1. Susu kedelai

Susu kedelai merupakan salah satu minuman yang bermanfaat bagi ibu menyusui. Kandungan vitamin E pada susu kedelai membantu meningkatkan hormon fitoestrogen yang berperan penting dalam meningkatkan produksi ASI. Hormon ini membantu kelenjar susu ibu untuk memproduksi ASI lebih banyak dan berkualitas.

2. Potong daunnya

Daun katuk sangat baik untuk ibu menyusui. Daun ini terkenal dengan kandungan laktagogam yang dapat memperlancar dan meningkatkan kualitas ASI. Tak hanya itu, daun katuk kaya akan steroid dan polifenol yang membantu meningkatkan kadar prolaktin, zat yang mempercepat dan memperlancar produksi ASI.

3. Nasi merah

Beras merah merupakan salah satu makanan terbaik untuk ibu menyusui. Kandungan senyawa galaktogogue pada beras merah berperan penting dalam memperlancar produksi ASI. Manfaat beras merah lainnya adalah kandungan seratnya yang tinggi sehingga baik untuk pencernaan ibu dan membantu pemulihan setelah melahirkan.