Categories
Edukasi

Daftar Formasi CPNS 2024 S1 Pendidikan di Semua Instansi

JAKARTA – Diklat CPNS untuk pelatihan S1 tahun 2024 di masing-masing instansi tersaji dalam artikel ini, beserta jabatan dan jumlah peminatnya. Kebutuhannya tidak hanya di instansi pusat, tapi juga di daerah.

Baca juga: Pedoman Diminta Kemenko Perekonomian di CPNS 2024, Gaji Hingga Rp 9 Juta

Kemendikbud dalam seleksi CPNS 2024 tidak hanya berorientasi menjadi guru atau tenaga pengajar saja, namun ada juga beberapa pekerjaan lain yang dibutuhkan, baik di pemerintah pusat maupun daerah.

Bagi calon Aparatur Sipil Negara tahun 2024, diharapkan banyak pegawai yang berpendidikan sarjana diangkat menjadi ahli perencanaan pertama atau arsiparis profesional pertama. Berikut daftar lembaga kementerian pusat dan daerah yang membuka lowongan pendidikan pascasarjana.

Baca Juga: Update Terkini BKN: 12 Instansi Pusat dan Daerah Masih Belum Ada Calon CPNS 2024

Daftar Lulusan Dididik CPNS 20241. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas

Posisi: Perencana profesional pertama

Pelatihan : CPNS Lulusan Unggulan, CPNS Putra/Putri Kalimantan, CPNS Umum, CPNS Disabilitas

Jumlah yang dibutuhkan:

Lulusan CPNS terbaik : 11 orang

CPNS putra/putri Kalimantan : 7 orang

CPNS Umum : 65 orang

CPNS penyandang disabilitas: 1 orang

Baca juga: Gaji Capai Rp 19 Juta, Ini Jumlah Tertinggi yang Disyaratkan BPK di CPNS 2024

2. Pemerintah Kabupaten Barit Utara

Jabatan: Administrator Pengelolaan Kelautan dan Perikanan

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah permintaan: 25 orang

3. Pemerintah Kabupaten Ciamis

Posisi: perencana profesional pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 1 orang

4. Pemerintah Kabupaten Flores Timur

Posisi: perencana profesional pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 3 orang

5. Pemerintah Kabupaten Capuas Hulu

Posisi: perencana ahli pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 2 orang

6. Pemerintah Kabupaten Kerinci

Posisi: perencana profesional pertama

Pelatihan: CPNS Umum dan CPNS penyandang disabilitas

Jumlah yang dibutuhkan:

CPNS Umum : 3

CPNS Penyandang Disabilitas : 1

7. Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur

Posisi: perencana ahli pertama

Pelatihan: CPNS Umum dan CPNS penyandang disabilitas

Jumlah yang dibutuhkan:

CPNS Umum: 1

CPNS Penyandang Disabilitas : 1

8. Pemerintah Kabupaten Kupang

Posisi: perencana ahli pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 1 orang

9. Pemerintah Kabupaten Luvou Timur

Posisi: arsiparis ahli pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 1 orang

10. Pemerintah Kabupaten Mangaraj Timur

Posisi: perencana ahli pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 4 orang

11. Pemerintah Kabupaten Morovali

Posisi: perencana ahli pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 1 orang

12. Pemerintah Kabupaten Ndao Merah

Posisi: perencana profesional pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 1 orang

13. Pemerintah Kabupaten Sumba Barat

Posisi: perencana profesional pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 1 orang

14. Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah

Posisi: perencana profesional pertama dan arsiparis profesional pertama

Pelatihan: CPNS Umum

Jumlah kebutuhan : 3 orang

Merupakan pelatihan CPNS Pendidikan Sarjana 2024 yang dapat menjadi sumber informasi bagi seluruh calon yang berminat untuk mengikuti seleksi CPNS ini.

Categories
Edukasi

Dinilai Minim Koordinasi, Program 1 Juta Guru PPPK Diprediksi Tak Akan Tuntas

JAKARTA – Di penghujung masa jabatan Kabinet Indonesia Maju, program pengangkatan satu juta guru honorer menjadi pegawai negeri sipil dengan perjanjian kerja (PPPK) diprediksi belum tuntas. Lemahnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dinilai menjadi salah satu faktor utamanya.

Inti permasalahan finalisasi pengangkatan satu juta guru honorer di PPPK berulang tahun demi tahun. Ironisnya, belum ada kemajuan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menyelesaikannya, kata dia. Ketua Komite X DPR RI Syaiful Huda dalam keterangan resminya, Jumat (1/3/2024).

Huda memaparkan beberapa permasalahan klasik dalam menuntaskan program pengangkatan satu juta guru honorer di PPPK, antara lain ketidaksesuaian jumlah diklat yang diajukan pemda dengan kuota pemerintah pusat, kekhawatiran pemda akan beban gaji guru honorer yang diangkat oleh pemerintah. PPPC, dan permasalahan alokasi atau penempatan guru yang diangkat oleh PPPC.

“Situasi ini perlu ada terobosan. Kami berharap ada langkah khusus dari pemerintah pusat agar permasalahan guru honorer di bawah Presiden Jokowi bisa teratasi,” ujarnya.

Huda mengungkapkan hingga batas waktu 31 Januari 2024, pemerintah kabupaten belum menyelesaikan kuota pengangkatan guru honorer yang ditetapkan pemerintah pusat sebanyak 419.146 guru. Oleh karena itu, kondisi ini hampir dapat dipastikan akan menggagalkan tujuan pengangkatan guru besar honorer untuk menyelesaikan KPS pada tahun 2024.

Huda mengatakan, salah satu kendala serius dalam menyelesaikan pengangkatan guru honorer adalah ketakutan pemerintah daerah (Pemda) terhadap beban anggaran yang harus ditanggungnya. Ada indikasi Dana Hibah Khusus (SGF) Pemerintah Pusat yang diperuntukkan bagi guru PGCE dalam APBD belum ditambah.

“Pemda tentu bingung karena DAW itu mengikat gaji guru PPPC (sudah ditetapkan). Kalau tidak ditambah, dipastikan tidak ada pembagian gaji guru baru PPPC,” ujarnya.

Persoalan anggaran ini, lanjut Huda, juga berdampak pada persoalan penempatan guru honorer yang lulus nilai lulus (P1) pada opsi PPPK. Mereka tidak pernah menerima pelatihan penempatan dari pemerintah daerah, sehingga mereka lebih sering ketinggalan dibandingkan beberapa tahun terakhir.

“Yah, soal penempatannya agak aneh. Diduga karena lolos seleksi maka mereka mendapat DAU. Artinya, tidak ada masalah bagi pemerintah daerah untuk menempatkan guru CPD di sekolah mereka” Pemerintah harus lebih tegas ketika pemerintah daerah menggunakan gaji DAU PPPK yang diberikan untuk keperluan lain,” ujarnya.