Categories
Kesehatan

Aroma Mobil Baru Disebut Bisa Jadi Pemicu Kanker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Mobil baru seringkali mengeluarkan aroma khas yang dikaitkan dengan aroma kemewahan, kesegaran, bahkan kegembiraan. Namun sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa bau mobil baru bisa sangat berbahaya bagi kesehatan Anda.

Sebuah studi yang dipublikasikan di PNAS Nexus menemukan bahwa bau mobil baru berasal dari senyawa organik yang mudah menguap (VOC). Karyawan Institut Teknologi Beijing dan Harvard T. Chan School of Public Health menganalisis emisi VOC dari mobil baru selama musim panas.

Temuan mereka memberikan gambaran mengejutkan tentang kualitas udara kabin dan menyoroti perlunya pemantauan dan pengendalian yang lebih baik terhadap bahan kimia yang berpotensi menyebabkan kanker. VOC adalah sekelompok bahan kimia yang mudah menguap atau hilang pada suhu kamar.

Di dalam mobil, VOC dikeluarkan dari berbagai bahan seperti plastik, serat sintetis, kulit, dan perekat. Meskipun beberapa VOC tidak berbahaya, ada banyak jenis VOC yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, mulai dari sakit kepala dan iritasi mata hingga kondisi yang lebih serius seperti penyakit paru-paru. Sebuah penelitian menemukan bahwa formaldehida, yang dikenal sebagai karsinogen, adalah jenis VOC yang paling umum ditemukan di kabin mobil baru.

Yang mengejutkan, lebih dari sepertiga kendaraan yang dianalisis melebihi standar kualitas udara dalam ruangan Tiongkok. Bahan kimia lain yang menjadi perhatian yang telah terdeteksi termasuk asetaldehida dan heksaldehida, keduanya terdapat pada tingkat yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Namun, ini bukan hanya tentang apa yang ada di udara, namun juga tentang apa yang mempengaruhi emisi. Bertentangan dengan anggapan umum, penelitian menunjukkan bahwa suhu permukaan di dalam kendaraan, bukan suhu udara itu sendiri, merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi emisi VOC. Temuan ini terutama berlaku untuk mobil baru di cuaca musim panas, itulah sebabnya bau mobil baru bisa sangat menyengat di hari yang cerah.

Untuk mengatasi tantangan dalam memprediksi dan memantau emisi ini, tim peneliti mengembangkan model pembelajaran mendalam yang inovatif. Pendekatan berbasis AI yang disebut LSTM-A-E ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memperkirakan konsentrasi VOC di kendaraan secara akurat.

“Alat seperti itu bisa sangat berharga bagi produsen mobil dan otoritas kesehatan dalam menilai dan memitigasi risiko yang terkait dengan polusi udara kabin,” kata para peneliti, berdasarkan temuan penelitian tersebut, Rabu (24/07/2024).

Hasil penelitian ini tidak terbatas pada mobil baru. Ketika kita menghabiskan lebih banyak waktu di dalam mobil – rata-rata 5,5 persen dari hidup kita – memahami dan mengelola kualitas udara di dalam mobil menjadi semakin penting.

“Studi ini tidak hanya mengungkap masalah kesehatan yang tersembunyi, namun juga membuka jalan bagi solusi transportasi yang lebih cerdas dan sehat,” kata para peneliti.

Sekadar informasi, para peneliti melakukan penelitian mereka selama tujuh hari selama musim panas, mengukur berbagai faktor lingkungan pada kendaraan listrik hibrida baru. Mereka menggunakan peralatan khusus untuk mengontrol suhu, kelembaban dan nilai tukar udara. Untuk mengukur tingkat VOC, mereka menggunakan teknik yang disebut kromatografi gas/spektrometri massa, yang memisahkan dan mengidentifikasi berbagai bahan kimia di udara.

Tim kemudian mengumpulkan sampel udara dari zona pernapasan pengemudi setiap 80 menit, memberikan gambaran rinci tentang bagaimana konsentrasi VOC berubah sepanjang hari dalam kondisi cuaca berbeda. Hasilnya, para peneliti mampu mengidentifikasi 12 VOC yang biasa ditemukan di mobil, dengan formaldehida sebagai jenis yang paling umum.