REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menurunkan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 555 ribu ton pada tahun 2023 akibat penerapan penggantian batu bara dengan biomassa (cofiing) di industri ketenagalistrikan (PLTU).
CEO PLN Indonesia Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (7/3/2024) mengatakan pencapaian tersebut merupakan tanda tekad perusahaan untuk membantu pemerintah dalam melaksanakan transisi energi.
Menurut dia, dekarbonisasi sebanyak 555 ribu ton CO2 tersebut berasal dari penerapan cofiring di 18 PLTU. Pembakaran ini menggunakan 478.741 ton biomassa dan menghasilkan energi bersih sebesar 509,54 GWh.
“Pada tahun 2023, PLN Indonesia Power berhasil mengurangi emisi karbon dengan meningkatkan penggunaan biomassa dibandingkan batu bara,” kata Edwin.
Stasiun yang melaksanakan joint venture pada tahun 2023 adalah PLTU Suralaya 1-4, Sanggau, Jeranjang, Suralaya 5-7, Lontar, Labuan dan Pelabuhan Ratu. Sai Adipala, Suralaya 8, Asam-asam, Sintang, Barru, Berau, Pangkalan Susu, Holtekamp, Bengkayang, Labuan Angin dan Ombilin.
Edwin juga menyatakan bahwa perbendaharaan merupakan bagian penting dari dukungan perusahaan kepada PLN untuk memimpin transisi energi di Indonesia. Hal ini juga mendorong pencapaian energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025.
“Program pembakaran biomassa ini merupakan salah satu langkah IP PLN untuk mendukung transisi energi di grup PLN dan membantu pemerintah mencapai tujuan EBT dalam integrasi energi nasional,” ujarnya.
Edwin melanjutkan, program pengomposan menggunakan berbagai jenis bahan baku seperti batang kayu, kulit sawit, serpihan kayu, tanah bahkan sampah. Artinya pemanfaatan sumber daya alam tersebut mempunyai dampak yang signifikan terhadap perekonomian.
Sebab, masyarakat dapat berperan dalam produksi sumber daya hayati. Sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan.
“Dalam produksi biomassa yang berkelanjutan, IP PLN juga berkolaborasi dengan pemerintah dan masyarakat setempat, sehingga berkontribusi terhadap terciptanya Indonesia yang bersih, mandiri, serta meningkatkan kapasitas negara secara bersama-sama dan prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG),” ujarnya. dikatakan.
Menurut Edwin, keberhasilan kemitraan ini merupakan langkah awal PLN Indonesia Power dalam proses transisi energi, dan kedepannya PLN akan terus berupaya mempercepat transisi energi di Indonesia. “Berbagai program pengembangan EBT di bidang ketenagalistrikan sedang kami persiapkan untuk mencapai transisi energi sesuai tujuan dan menjadikan PLN sebagai pemimpin transisi energi,” ujarnya.