Yogyakarta – Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gudja Muda (UGM) yang tergabung dalam tim Bloxmore Consulting Group (BCG), Nanyang Technological University (NTU), Singapura pada ajang International Bridge Design Competition (BDC) berhasil meraih juara kedua .
Tahun ini, 136 tim dari 9 negara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, China, dan Australia berpartisipasi di NTU BDC. Pada NTU BDC 2024, tim BCG merancang jembatan yang menghubungkan dua titik melintasi ruang terbuka hijau dan sungai.
Kompetisi Desain Jembatan NTU 2024 merupakan rangkaian kompetisi yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Acara ini merupakan kompetisi teknik sipil desain jembatan yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti pengalaman desain jembatan.
Tim BCG menggunakan teknologi BIM (Building Information Modeling) untuk memodelkan seluruh kendala (bentuk, bangunan, jalan, dan infrastruktur yang ada), merancang tata letak jembatan, melakukan analisis struktur jembatan, dan menghitung volume. Bahan jembatan.
Tim BCG juga melakukan inovasi penggunaan material alternatif dan fasad panel surya untuk mengurangi jejak karbon jembatan. Tahap kompetisi dilanjutkan dengan babak final, tahap pengembangan proposal secara detail.
Kompetisi yang dilakukan oleh tim BCG ini diawali dengan babak penyisihan berupa desain awal jembatan baja untuk menghasilkan desain yang paling efisien namun aman. Selaku presiden BCG, Mohammad Faberlin Kurniaputra mengatakan kendala dalam kompetisi ini terutama disebabkan oleh berkurangnya masa persiapan.
“Jadwal kerja yang sangat padat membuat kita harus mempunyai strategi yang baik dalam mengatur waktu, kita sering terlambat,” kata Muhammad dalam laman resmi UGM, Senin (10/6/2024).
Tahap kompetisi dilanjutkan dengan babak final, tahap pengembangan proposal secara detail. Dibuat berdasarkan saran
Melakukan survei lapangan dan mengumpulkan data penghalang yang ada, membuat model penempatan jembatan, kemudian menganalisis struktur rangka baja dan gelagar I jembatan, menghitung detail volume, menentukan prosedur pelaksanaan, mempertimbangkan sumber bahan, mengumpulkan. Informasi alat penting; dan menghitung emisi karbon.
Tahap kompetisi diakhiri dengan presentasi akhir proposal kepada juri online. Pembina Tim BCG, Ir. Angga Trisna Yudhistira, S.T., M.Eng., IPM., ACPE sangat bersyukur atas pencapaian yang diraih tim BCG. Pada ajang ini, ia berperan dalam mengarahkan penggunaan teknologi dan metode konstruksi untuk mengatasi keterbatasan ruang kompetisi saja.
“Karena lokasi kasusnya di Clementi, Singapura, maka kita harus mempelajari tentang AHSP (Analisis Harga Satuan), standar kebisingan dan debu, peraturan infrastruktur dan tentunya standar Singapura yang berbeda dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). keluar,” katanya.
Bulaksumur Consulting Group (BCG) diketuai oleh Muhammad Febrilian Kurnia Putra (Teknik Sipil 2020), dengan anggota Aldhytian Surya Arthaka (Teknik Sipil 2020) dan Brian Pastika Tama (Teknik Sipil 2021) dan beranggotakan Ir. Angga Tarsana Yudistira, ST, MNG, IPM, ACPE