Categories
Edukasi

Kisah Roy, 17 Kali Gagal Masuk Fakultas Kedokteran Kini Jadi Wisudawan Berprestasi Unair

JAKARTA – Kisah mahasiswa Unair Rai Nowri Ramadhan penuh inspirasi. Meski sudah 17 kali gagal masuk Fakultas Kedokteran, ia kini menjadi lulusan yang berprestasi.

Roy, sapaan akrabnya, dinobatkan sebagai wisudawan terbaik pada wisuda ke-241 Universitas Airlanga (Unir).

Gagal masuk fakultas kedokteran sebanyak 17 kali

Roy mengaku gagal masuk fakultas kedokteran di seluruh Indonesia. Bahkan, tidak hanya sekali melainkan 17 kali ia lulus dari Fakultas Kedokteran.

Baca Juga: 5 Perguruan Tinggi Swasta Dengan Fakultas Kedokteran Yang Terakreditasi Dan Biaya Pendidikan

Namun puluhan kali ia ditolak dan pantang menyerah hingga akhirnya ia masuk Fakultas Kedokteran Universitas Airlanga, sebuah universitas negeri di Surabaya, Jawa Timur.

Fakultas Kedokteran Unair memang yang terbaik di Indonesia. Pun pada pemeringkatan QS WUR by subject tahun 2024, Unair berada di peringkat 350-200 dunia atau setara dengan peringkat kedua nasional bidang kedokteran.

Sosok kakek yang inspiratif

Saat itu, kakek Roy adalah seorang profesor dan mendorongnya untuk menjadi dokter meskipun telah mencoba semua jalur universitas tetapi tidak mendapatkan hasil yang baik.

Baca Juga: 11 PTN Biaya Studi Kedokteran Murah di Jalur SNBP 2024

“Saat itu saya sudah capek karena sudah 17 kali gagal masuk FK se-Indonesia. Hingga saat ini saya yakin usaha saya akan membuahkan hasil. Kamis (18/4/2024) dikutip dari website Unair, “FK UNAIR adalah tempat awal untuk melanjutkan pendidikan dan karir sebagai dokter.

Pemenang Beasiswa Zarum Foundation

Roy merupakan salah satu penerima beasiswa Dzrum Foundation angkatan 38 dan ia mengatakan bahwa Beasiswa Dzrum mengubah hidupnya selama masa studinya.

Menurutnya, beasiswa tersebut tidak hanya mencakup biaya kuliah, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan pemecahan masalah yang dapat menjadi landasan untuk kemajuan karir.

Selain itu, Roy juga berkesempatan melakukan pertukaran pelajar ke Jepang. Selain belajar di sana, ia juga mengikuti penelitian di Universitas Osaka.

Tak hanya menimba ilmu, Roy juga merasakan pertukaran budaya dengan pelajar lokal di Negeri Sakura.

Aktif dalam organisasi

Ia tergabung dalam berbagai organisasi bergengsi yaitu Asian Medical Students Association (AMSA UNAIR), American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) dan Indonesian Asian Medical Students Association (AMSA Indonesia).

Di tengah kesibukan organisasi dan akademik, Roy selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

“Salah satu keberhasilan saya dalam mempertahankan prestasi adalah dengan istirahat dan meluangkan waktu bersama orang-orang terdekat. Mengurangi rasa penat di tengah kesibukan belajar,” tutupnya.