Tepung Terigu dan Garam Bakal Masuk Bahan Pokok Penting, Ini Alasannya
tonosgratis.mobi, Badan Pangan Nasional (Bapanas) DKI Jakarta mengatakan, tepung terigu dan garam dapur diusulkan masuk dalam bahan pokok penting yang harus terjamin ketersediaannya.
Oleh karena itu, keterkaitan tepung terigu dengan garam meja diusulkan dengan mengacu pada usulan kementerian/lembaga untuk dimasukkan dalam daftar komoditas penting yang perlu dijamin ketersediaannya, kata Sekjen Bapanas Sarwo saat ditemui menyentuh. acara tersebut. Rapat Perencanaan Tahunan Program Pembangunan Ketahanan Pangan 2025, Senin (29 Juli 2025).
Sarwo menegaskan, peran Bapanas hanya menjamin ketersediaan terkait Cadangan Pangan Daerah (CPP) jika kedua produk tersebut benar-benar dialokasikan sesuai kebutuhan.
“Kami jamin tersedia, nanti tergantung penyimpanan pangan pemerintah. Kalau memang perlu disimpan, baru kami simpan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, alasan mereka menambahkan tepung dan garam pada produk pokok penting tersebut adalah karena kedua produk tersebut merupakan produk yang biasa digunakan masyarakat.
“Mirip. Jadi tidak perlu, tapi kalau memang diperlukan misalnya bisa dipertahankan,” tuturnya.
Saat ini cadangan pangan pemerintah hanya ada 11 produk, antara lain beras, bawang merah, paprika, kedelai, jagung, daging ayam, telur ayam, daging kambing, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.
Badan Pangan (Bapanas) mengakui tingginya harga cabai rawit merah yakni Rp 90.000-100.000/kg disebabkan penurunan produksi.
Sekjen Bapanas Sarwo Edy juga memaparkan solusi jangka pendek dan jangka panjang mengatasi tingginya harga cabai merah. Dalam jangka pendek, salah satu caranya adalah dengan mendistribusikan benih kepada masyarakat untuk ditanam di pekarangan rumah masing-masing.
“Iya, salah satu penyebabnya adalah produksi yang kurang, dan solusinya adalah dengan menanam, maka dari itu saya menyarankan kepada teman-teman di pemerintahan untuk berkreasi, membagikan benih lada kepada masyarakat untuk ditanam di pot, pagar, pekarangan,” Pak. ungkapnya dalam rapat usai rapat koordinasi perencanaan Program Pembangunan Ketahanan Pangan Tahun 2025, Senin (29 Juli 2025).
Sarwo mengatakan, penyebab menurunnya produksi cabai rawit karena cuaca yang tidak menentu sehingga mempengaruhi musim panen. Karena itu, harga cabai rawit pun bakal mahal.
Karena produksinya hilang. Salah satunya faktor cuaca, ujarnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Bapanas mengatakan penanaman bisa dilakukan di luar musim atau pada musim dengan menggunakan rumah kasa sehingga tidak tahu kapan menanam. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai merah.
FYI, rumah kasa adalah struktur yang terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk mengusir serangga. Konsep rumah uji yang mudah dan murah untuk diterapkan serta diharapkan dapat mendukung para petani untuk melakukan efisiensi produksi.
“Solusi jangka panjangnya sebenarnya paprika bisa dipanen di luar musim atau saat musim. Jadi waktunya tidak masalah asal ada etalase. Jadi pandangan jangka panjangnya adalah membangun musiman. rumah secara adil. .kekuatan besar,” tutupnya.