Orang Tua Perlu Evaluasi Pengasuhan Jika Anak Jadi Pelaku Perundungan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Psikolog klinis jebolan Universitas Indonesia, Annisa Mega Radyani, M.Psi., menilai sangat penting bagi orang tua untuk mengkaji cara mendidik anak dan komunikasi dengan anak sebagai tindakan bullying.
“Sangat penting untuk mengevaluasi bagaimana mereka dibesarkan atau menilai komunikasi dengan anaknya. Karena jika orang tua tidak mengetahui anaknya melakukan kekerasan seperti bullying, berarti ada komunikasi yang tidak terjalin di sana,” ujarnya. Annisa saat ditemui ANTARA di Jakarta, Sabtu (24/2/2024).
Dengan cara ini, penyebab anak menjadi pelaku intimidasi tidak akan diketahui sehingga orang tua dapat memperbaiki cara mendidik dan berkomunikasi dengan anaknya. Menurut Annisa, proses membimbing dan membantu anak bisa mencakup bantuan profesional bila diperlukan.
“Jika hubungan orang tua dan anak kurang baik, ada baiknya jika ada pihak ketiga yang bisa membantu mediator atau memberikan pendampingan, seperti psikolog atau konselor sekolah,” ujarnya.
Para orang tua juga dihimbau untuk meminta anak-anak mereka yang pernah melakukan intimidasi untuk mengambil tanggung jawab dan menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Selain itu, menurut Annisa, orang tua juga harus bertanggung jawab atas tindakan bullying yang dilakukan anaknya selama anak tersebut berada dalam tanggung jawab dan perlindungannya.
“Penting bagi orang tua untuk meyakini bahwa apa yang dilakukan anaknya adalah sebuah kesalahan yang harus dipertanggungjawabkan oleh anak tersebut,” ujarnya.
Oleh karena itu, Annisa menekankan pentingnya mendidik dan membimbing anak dengan benar agar perilaku bullying tidak menjadi suatu kebiasaan. Jika dibiarkan, fitur ini akan terus ada seiring berjalannya waktu.
Sebab, perilaku bullying tidak hanya muncul pada masa kanak-kanak saja. Kalau dia tidak dihukum atas perbuatannya, dia akan merasa bisa melakukannya lagi dan lagi, kata Annisa.