Penyuluh Agama di Mempawah Kalbar Kenalkan Ular Tangga Muroja’ah, Cara Unik Belajar Al-Quran
Liputan. Com.com, Penasihat Agama Islam di Jakarta Kabupaten Mempawa, Kalimantan Barat, Imam Subawaihin memperkenalkan metode mempelajari Al-Quran yang umum dan berbeda.
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Desa Laut, Sungai Babu menggunakan ular tangga khusus di Hikmatun Baligoh agar anak-anak bisa bermain sambil menghafal pelajaran Al-Qur’an.
Konsep ini lahir ketika anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain gadget dibandingkan menghafal Al-Quran di madrasah. Ia pun memikirkan cara agar anak-anak bisa bermain sambil belajar, mengubah permainan tradisional ular tangga.
Dari ide tersebut, Imam akhirnya menciptakan Muroza Ular Tangga Sebuah permainan ular tangga yang pemainnya ditantang untuk membacakan ayat-ayat atau tilawah Al-Qur’an sesuai dengan kotak yang ditandai dengan titik-titik (dadu) yang dimainkan.
“Saya pikir-pikir sampai dapat Ular Tangga Muroza ini,” ujarnya di Mempawa. Selasa 4 Mei 2024 mengutip website Kementerian Agama (Kemenag)
Di Muroza Snake and Lady, anak-anak dilatih bersosialisasi, berkompetisi dan menghafal materi pembelajaran Selain memasukkan tulisan Arab di papan permainan, banyak tantangan yang harus diselesaikan.
Misalnya, jika dadu mencapai angka tertentu, anak diminta membaca niat shalat dan tajwid yang berbeda, jelas salah satu satgas TTQ Kabupaten Mempawa.
Atas inovasi kreatifnya tersebut, Imam Subawaihin mampu meraih Penghargaan Guru Agama Islam Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2024.
Imam Subawaihin berprestasi pada kategori Literasi Al-Quran dan mewakili Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat di tingkat nasional.
Ditambahkannya: “Kemenangan hanyalah bonus. Yang terpenting anak-anak rajin belajar Al-Qur’an dan berakhlak baik. Kami berharap inovasi ini dapat dimanfaatkan secara luas untuk kemajuan di tingkat nasional.”
Imam Subawhin menuturkan, dirinya mendirikan TPQ Hikmatun Baliga pada tahun 2016, beberapa tahun setelah ia lulus dari Pondok Pesantren Tebureng. Terletak di Desa Laut di Sungai Baku, TPC buka setiap hari kecuali hari Jumat.
Di kompleks bangunan dua lantai yang nantinya dijadikan pondok pesantren ini, Imam Subawaihin mulai mengajar pada pukul 14.00 WIB. Bukan sekedar teori agama, pria dari Mustasier (dewan penasehat) Ranging NOT SBBL ini mengajarkan dan mengamalkan.
“Masuk pukul 14.30 – 16.30 WIB. Pertama, santri diajari membaca Alquran terlebih dahulu. Ada yang sudah Ekro, ada juga yang punya Alquran. Setelah mempelajari semuanya, santri diajak salat Ashar berjamaah,” a dikatakan. sang imam.
Imam Subawaihin menjelaskan, sangat penting untuk membiasakan shalat dan ibadah lainnya. Terlebih lagi, kata dia, ibadah terbukti baik dalam mengembangkan karakter anak
“Selain menaati perintah Allah, ibadah ini menjadikan anak lebih bersih, sabar, taat, disiplin, dan siap menghadapi kehidupan,” kata Imam.