Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
tonosgratis.mobi, Jakarta – Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) diserang ransomware. Terkait hal ini, Ali Ghufron Mukti, Chief Health Officer Organisasi Jaminan Sosial (SSO) membenarkan bahwa data SSO tidak terpengaruh.
“Kami selalu berkoordinasi dengan Dukcapil (Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil), Dukcapil menyimpan datanya, tentunya BPJS Kesehatan bekerjasama tidak hanya dengan BSSN (Badan Negara Siber dan Kripto) dan Kemenkominfo, tapi juga dengan masyarakat. Bahasa Sunda untuk keamanan data. memiliki sistem yang berlapis-lapis,” kata Ali Ghufron saat peluncuran pengenalan wajah BPJS Kesehatan (FRISTA) di Jakarta, Senin (08/07/2024).
Keamanan sistem berlapis ini juga diterapkan untuk mencegah serangan ransomware yang merupakan kejahatan dunia maya yang paling ditakuti saat ini.
“Termasuk ransomware terbaru yang sudah kami punya (perlindungannya), termasuk ISO (International Information Security Standard) khusus keamanan siber, kami juga punya itu.”
“Kami tidak bangga, tapi kami berusaha karena ada Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDD) yang kami hati-hati sekali agar tidak bocor,” tambah Ali Ghufron.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya atas serangan ransomware yang berdampak pada Pusat Data Nasional.
“Tentu kami prihatin karena Indonesia diretas dan kurangnya backup menjadi masalah. Kami di BPJS Kesehatan sangat memperhatikan keamanan data pribadi,” ujarnya.
Ali Ghufron menambahkan, hacker mempunyai komunitasnya sendiri. Dalam komunitas tersebut, mereka selalu mengembangkan kemampuan untuk melakukan serangan yang lebih kuat.
Oleh karena itu, ia meminta Indonesia terus belajar meningkatkan dan memperkuat ketahanan digitalnya.
“Asal tahu saja, hacker punya komunitasnya sendiri, tempat mereka saling berbagi, saling belajar, jadi perlu kita tingkatkan juga,” ujarnya.
Mantan Associate Professor dan Koordinator Program Magister Keamanan Siber di Monash University (Indonesia), Dr. Erza Aminanto menjelaskan tentang ransomware.
Menurutnya, ransomware adalah varian berbahaya dari malware (perangkat lunak pemerasan) yang digunakan peretas untuk mengunci akses ke data korban dan meminta uang tebusan untuk pemulihannya.
Untuk mencegah serangan di masa depan, Aminanto mengatakan penting untuk memperkuat keamanan siber.
Menurutnya, penerapan seluruh langkah keamanan siber tidaklah mudah karena memerlukan investasi besar di bidang infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia.
Di sisi lain, ancaman ransomware terus berkembang, dan peretas selalu mencari cara baru untuk menembus pertahanan. Oleh karena itu, sikap proaktif, adaptif dan kooperatif sangat penting dilakukan sejak dini.
Upaya-upaya ini juga harus didukung oleh kerja sama swasta-publik, di mana pemerintah harus bermitra dengan perusahaan teknologi dan organisasi non-pemerintah untuk berbagi informasi dan sumber daya guna memerangi ancaman dunia maya.
“Inisiatif yang dilaksanakan dapat mencakup pembentukan pusat respons serangan siber nasional, program pelatihan keamanan siber, dan kampanye layanan publik,” kata Aminant dalam siaran persnya, Rabu 2024. 3 Juli
Pemerintah, lanjut Aminanto, harus memastikan aturan ini tidak hanya mencakup sektor publik, tapi juga sektor swasta, termasuk usaha kecil dan menengah yang kerap menjadi sasaran serangan siber.
“Serangan Ransomware terhadap PDN merupakan pengingat akan kerentanan infrastruktur digital kita. “Namun, dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan melakukan upaya nyata untuk meningkatkan kesadaran terhadap ancaman dunia maya, kita dapat memperkuat pertahanan kita dan mengurangi risiko serangan di masa depan,” katanya. Aminanthus.
“Inisiatif ini penting tidak hanya untuk keamanan data, tetapi juga untuk memulihkan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan sektor swasta dalam mengelola dan melindungi informasi,” tambahnya.
Aminanto mengatakan membangun ketahanan dan keamanan ekosistem digital memerlukan kolaborasi, investasi, dan komitmen yang berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi yang kuat, investasi yang tepat, dan komitmen berkelanjutan, kita dapat membangun ekosistem digital yang lebih aman dan tangguh.”
“Hanya melalui upaya ini kita dapat mengatasi ancaman ransomware dan memastikan masa depan digital yang aman,” ujarnya.