Tumpukan Batu Aneh di Afrika Bisa Jadi Bukti Gempa Bumi Tertua
CAPE TOWN – Dunia kita mungkin tampak rapuh, namun Bumi telah ada sejak lama. Jika kita melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, akankah kita melihat waktu yang benar-benar berbeda?
Jawabannya terletak pada beberapa fosil tertua di Bumi, yang ditemukan di sudut terpencil dataran Afrika bagian selatan—daerah yang oleh para ahli geologi dikenal sebagai Barberton Greenstone Belt.
Meskipun banyak upaya dilakukan, sulit untuk mengungkap struktur geologi wilayah ini. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa kunci untuk memecahkan kode tersebut terletak pada batuan geologis muda di bawah Samudera Pasifik di lepas pantai Selandia Baru.
Studi ini dimulai dengan peta geologi rinci baru (oleh Cornel de Ronde) dari Barberton Greenstone Belt. Ini mengungkapkan sebuah fragmen dasar laut dalam kuno yang terbentuk sekitar 3,3 miliar tahun yang lalu.
Namun, ada sesuatu yang sangat aneh di dasar laut ini, dan untuk memahaminya, kita perlu mempelajari bebatuan yang ditemukan di Selandia Baru, yang berada di ujung lain dari sejarah panjang Bumi.
Para peneliti mengatakan kepercayaan umum bahwa dunia kuno adalah tempat yang lebih hangat tanpa gempa bumi dan permukaannya terlalu lemah untuk membentuk lempengan kaku adalah salah.
Sebaliknya, Bumi muda terus-menerus diguncang oleh gempa bumi besar, yang disebabkan oleh tergelincirnya satu lempeng tektonik ke bawah lempeng lainnya di zona subduksi—seperti yang terjadi di Selandia Baru saat ini.
Ahli geologi telah lama berjuang untuk menafsirkan batuan purba di Barberton Greenstone Belt, Science Alert melaporkan Selasa (3/12/2024).
Lapisan yang terbentuk di darat atau di perairan dangkal, seperti kristal barit halus yang mengkristal sebagai uap atau sisa-sisa cekungan lumpur yang runtuh, berada di atas batuan yang mengendap di dasar laut. Balok-balok batuan vulkanik, rijang, batu dan konglomerat bersifat semrawut dan semrawut.