Turis Amerika Hilang di Perairan Maluku, Jasadnya Ditemukan di Dalam Perut Hiu
tonosgratis.mobi, Jakarta – Seorang turis Amerika (AS) bernama Colleen Monfour meninggal saat menyelam di Maluku, Indonesia. Mayatnya ditemukan di dalam perut ikan hiu.
Namun teman keluarga Rick Sass yakin pensiunan wanita dari Holland, Michigan itu tidak dibunuh oleh hiu. Karena Montfort adalah penyelam berpengalaman, diyakini bahwa ia meninggal karena “komplikasi medis” saat menyelam.
Cerita bermula ketika Montfort dan suaminya Mike pergi ke Maluku untuk liburan impian. Dia sedang dalam perjalanan menyelam selama tujuh minggu ketika dia tiba-tiba menghilang pada 26 September 2024. Montfort (68) hilang saat menjalankan misi kelompok di lepas pantai Kabupaten Maluku, sebelah utara Leste Timur dan barat daya Pulau Reong.
Dua minggu kemudian, nelayan di Timor Timur menangkap hiu tersebut 112 kilometer dari tempat hilangnya Montfort. Mereka memotong-motong tubuh hewan tersebut dan menemukan bagian tubuh manusia di dalam perut hiu.
“Kami tidak percaya itu serangan hiu. Kami menduga Mike mengalami masalah medis di dalam air,” kata Sass kepada Post Senin, dikutip NY Post, Selasa (8/10/2024).
Sass dan istrinya, Kim, yang telah menjalankan toko selam bersama selama lebih dari 40 tahun, meninjau foto-foto Dave, berbicara panjang lebar dengan Mike tentang acara tersebut, dan meninjau data dari komputer selamnya. Menurut temannya, Rick Sass, Montfort rupanya terpisah dari kelompoknya ketika arus kuat memaksanya untuk kembali, bersikeras bahwa dia tidak dibunuh oleh hiu.
Menurut Kim, Montfort berada sekitar tujuh meter di bawah dan mungkin masih memiliki sisa setengah tangki udara. “Ada arus di lokasi penyelaman, tapi masih terkendali,” tulis Kim Sass dalam postingan Facebooknya.
“Saya dengan mudah melakukan lebih dari 1.000 penyelaman bersama wanita baik hati ini… Saya tidak percaya lingkunganlah yang mengakhiri hidupnya, bukan hiu,” tegasnya.
Rick Sass menambahkan, “Mereka telah sering bepergian bersama kami selama 30 tahun. Bali, Filipina, Bikini Atoll, apa saja. Dia tahu apa yang dia lakukan.
Mike Montfort, yang sudah menjadi penyelam, bertemu Colleen di sekolah menengah di South Dakota. Dia langsung jatuh cinta pada laut. Mereka memiliki dua anak dan empat cucu. Setelah pensiun, mereka tak henti-hentinya berkeliling dunia dan menjelajahi lautan bersama.
“Mereka berdua sudah pensiun dan menikmati hidup,” kata Rick Sass. “Kami biasa menyebutnya St. Colin’s. Dia wanita yang luar biasa, dan saya tahu dia tidak ingin hiu disalahkan atas tragedi ini.
Rick menegaskan, berbagai jenis serangan hiu sangat jarang terjadi. “Kami menyelam bersama hiu martil, hiu macan, hiu banteng. Anda harus menghormati mereka dan berhati-hati, tetapi mereka tidak akan menyerang Anda begitu saja,” ujarnya.
Menurut File Serangan Hiu Internasional Museum Sejarah Alam Florida, hanya ada 69 gigitan hiu yang dikonfirmasi di seluruh dunia pada tahun lalu. 94% di antaranya adalah penyelam, perenang, dan peselancar. Sisanya disebut “yang lain”.
Tidak diketahui bagaimana Montfort meninggal. Gambar-gambar mengerikan dari tempat kejadian menunjukkan gigitan hiu, di samping sisa-sisa seorang pria dengan pakaian selam hitam.
“Hiunya tertangkap, tapi kesehatannya tidak normal. Saya pikir ikan itu menelan plastik atau jaring ikan,” kata nelayan tersebut kepada Asia Pacific Press. Hiu itu dibelah untuk menemukan masalahnya dan di dalamnya ada sisa-sisa seorang wanita.
Menurut Rick Sass, suami Montfort kini berusaha membawa pulang jenazah istrinya. “Dia (Mike) susah tidur, salah satu alasannya karena terus-menerus ngobrol dengan Indonesia yang selisih waktunya 12 jam,” ujarnya.
“Dia menjawab panggilan telepon di tengah malam dan berbicara dengan kami di siang hari dan dia tidak bisa menjawabnya karena kejadian mengerikan itu.” Pihak berwenang Indonesia mengatakan penyelidikan sedang berlangsung.
Seorang turis wanita asal Jerman diserang hiu saat menyelam di dekat Kepulauan Canary, sebuah kepulauan di bawah kekuasaan Spanyol di barat laut Samudra Atlantik. Seorang wanita berusia 31 tahun kehilangan satu kakinya dalam serangan pada Senin, 16 September 2024, kata juru bicara Garda Sipil Spanyol kepada CNN, Rabu, 18 September 2024, Minggu, 22 September 2024.
Dia kemudian dibawa ke rumah sakit di Gran Canaria, Kepulauan Canary, namun tidak bisa diselamatkan. Menurut sekretaris pers, turis Jerman itu meninggal di rumah sakit.