Ilmuwan Peringatkan Bahaya Meredupkan Matahari, Ini Alasannya
JAKARTA – Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa pada pekan ini memperdebatkan resolusi mengenai modifikasi tenaga surya, sebuah teknologi kontroversial yang bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke luar angkasa.
Para pendukungnya berpendapat bahwa teknologi ini dapat mengurangi dampak perubahan iklim. Namun, “geoengineering” ini berisiko melemahkan sistem iklim yang rapuh. Dampak penuhnya tidak akan diketahui sampai penerapannya.
Seperti dilansir Science Alert; Draf awal resolusi tersebut menyerukan pembentukan panel ahli untuk mengkaji manfaat dan risiko modifikasi radiasi matahari. Mosi tersebut dibatalkan pada hari Kamis karena tidak ada konsensus yang dicapai mengenai topik kompleks ini.
Banyak negara di Dunia Selatan menyerukan agar modifikasi radiasi matahari tidak digunakan; Ini adalah posisi yang kami dukung. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sudah merupakan eksperimen berskala planet – kita tidak memerlukan eksperimen lain.
Di beberapa kalangan, teknik tenaga surya semakin populer sebagai solusi terhadap krisis iklim. Namun penelitian menunjukkan bahwa potensi risiko dari teknologi ini meliputi;
Keanekaragaman hayati bisa hilang, terutama jika teknologi dihentikan secara tiba-tiba.
Misalnya, mengurangi penerangan dan menambahkan garam ke dalam tanah dapat mengurangi ketahanan pangan.
Pelanggaran hak asasi manusia melampaui generasi dan meninggalkan risiko besar bagi generasi mendatang.
Di bawah ini beberapa contoh modifikasi radiasi matahari beserta kemampuannya.
Pada April 2022, sebuah perusahaan Amerika meluncurkan dua balon cuaca dari Meksiko tanpa izin pihak berwenang. Eksperimen ini menunjukkan kurangnya akuntabilitas dan transparansi dalam geoengineering.