Categories
Sains

Rusia dan China Berencana Kembangkan PLTN di Bulan

MOSKOW – Rusia dan China sedang mempertimbangkan tahun 2033-2035 untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di bulan.

Yury Borisov, kepala badan antariksa Rusia Roscosmos, mengatakan proyek tersebut akan memungkinkan pembangunan pemukiman di bulan di masa depan.

Menurutnya, Rusia dan Tiongkok sedang bekerja sama dalam program bulan, dan Moskow dapat berkontribusi pada tenaga nuklir luar angkasa.

“Hari ini kami secara serius mempertimbangkan sebuah proyek, yang diperkirakan akan berlangsung antara tahun 2033 dan 2035, untuk mengirim dan memasang unit pembangkit listrik di permukaan bulan bersama dengan rekan-rekan kami dari Tiongkok,” kata Borisov, lapor surat kabar Daily. Bintang. pada Kamis (7). / 3/2024).

Panel surya tidak akan mampu menyediakan listrik yang cukup untuk menggerakkan pemukiman di bulan di masa depan, katanya, namun tenaga nuklir memiliki potensi.

“Ini adalah tantangan yang sangat serius… ini harus dilakukan dalam mode otomatis, tanpa kehadiran manusia,” jelas mantan wakil menteri pertahanan Rusia tentang kemungkinan rencana tersebut.

Para pejabat Rusia sebelumnya telah melontarkan rencana ambisius untuk membangun ranjau di bulan, namun program luar angkasa Rusia mengalami beberapa kemunduran dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, misi bulan pertamanya dalam 47 tahun gagal setelah pesawat ruang angkasa Rusia Luna-25 lepas kendali dan jatuh.

Moskow mengatakan akan meluncurkan misi bulan lebih lanjut sebelum menjajaki kemungkinan misi berawak dan pangkalan gabungan Rusia-Tiongkok di bulan.

Bulan lalu, Tiongkok mengumumkan bahwa mereka bertujuan mengirim astronot Tiongkok pertama ke bulan sebelum tahun 2030.

Categories
Sains

Bulan Purnama Hiasi Langit Indonesia Malam Ini, Tepat di Tengah Puasa Ramadan

JAKARTA – Bulan memasuki bulan purnama pada hari ini, Senin (25/3/2025) atau pada hari ke-15 puasa. Secara astronomis, bulan purnama akan terjadi sore ini pukul 14.00 WIB, namun baru terlihat keesokan harinya.

Dihimpun dari InfoAstronomy, hal ini dikarenakan posisi Bulan 180 derajat dari Matahari di langit Bumi.

Meskipun bulan purnama terlihat di Indonesia, namun dibutuhkan teleskop untuk melihatnya dengan jelas. Bulan purnama malam ini terangnya 99,9%, bukan 100% karena Matahari-Bumi-Bulan berada pada satu garis lurus.

Saat bulan purnama, orbit bulan miring sekitar 5 derajat terhadap ekliptika, sehingga tidak tepat berada pada garis lurus.

Selain bulan purnama, hari ini juga terjadi siklus bulan penumbra. Hal ini terjadi pada pukul 11:53 WIB hingga 16:32 WIB, namun belum terlihat di langit Indonesia karena saat itu bulan belum terbit dan masih berada di belahan bumi.

Dan perlu diketahui bahwa peristiwa ini tidak disebabkan oleh peristiwa apapun yang ada di muka bumi, kecuali sebab laut.