Categories
Teknologi

Otak Manusia Bertambah Besar, Mengapa IQ Generasi Z dan Alfa Malah Merosot?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan telah melakukan penelitian menarik tentang perkembangan otak manusia sejak tahun 1930. Menurut penelitian yang dilakukan para ahli di University of California (UC) Davis Health di Amerika Serikat, sejak saat itu besarnya otak meningkat sekitar tujuh persen.

Temuan ini menunjukkan bahwa Generasi Z dan Alpha mungkin memiliki otak yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, meskipun terjadi peningkatan ukuran otak yang mengesankan, ada tanda-tanda penurunan IQ yang mengkhawatirkan selama bertahun-tahun.

Meski memiliki otak lebih besar, penelitian menunjukkan bahwa Generasi Z dan Alfa memiliki IQ lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya. Untuk mencapai temuan ini, tim peneliti di UC Davis Health mempelajari ukuran otak orang yang lahir antara tahun 1930 dan 1970.

Mereka menemukan adanya peningkatan ukuran otak sebesar 6,6 persen pada Generasi X dibandingkan Generasi Diam (1928 hingga 1945). Tim peneliti mengatakan bahwa perkembangan ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal seperti kesehatan, gaya hidup, budaya dan pendidikan, yang juga dapat mengurangi risiko demensia.

Penulis utama dan profesor kedokteran reproduksi di UC Davis Alzheimer’s Disease Research Center yang dikutip Daily Mail mengatakan, dekade kelahiran seseorang tampaknya mempengaruhi ukuran otak dan umur batang otak. , pada Kamis (28/3/2024).

Categories
Teknologi

Top 3 Tekno: Elon Musk Sebut Implan Otak Neuralink Berhasil Ditanam ke Manusia Tuai Perhatian

tonosgratis.mobi, Jakarta – Elon Musk mengklaim pasien penerima implan otak dari Neuralink akan mampu mengendalikan kursor atau keyboard komputer hanya dengan kekuatan pikirannya.

Informasi tersebut pun menarik perhatian pembaca channel Tekno tonosgratis.mobi pada Minggu (3/3/2024).

Berita besar lainnya datang dari Amerika Serikat, yang menuntut peretas Iran atas peran mereka dalam kegiatan spionase terhadap pemerintah dan lembaga pertahanan AS.

Lebih lengkapnya bisa dilihat pada tiga berita terpopuler di channel Tekno tonosgratis.mobi di bawah ini.

1. Elon Musk mengatakan implan otak Neuralink berhasil, dokter khawatir dengan kondisi pasien pertama

Elon Musk baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaan neuroteknologi miliknya, Neuralink, telah berhasil melakukan implan otak manusia.

Hasilnya, pasien yang menerima implan otak yang dibuat oleh Neuralink mampu mengendalikan kursor komputer atau keyboard hanya dengan kekuatan pikiran mereka.

Elon melaporkan bahwa pasien pertama yang otaknya ditanamkan chip ini “sembuh dengan baik”.

Namun pernyataan Elon Musk tersebut langsung menuai kontroversi dan menuai kritik dari berbagai pihak, terutama di bidang medis.

Banyak yang percaya bahwa teknik penanaman otak manusia belum terbukti, dan khawatir dengan kemungkinan risikonya.

Mengutip laporan Futurisme tertanggal Minggu (3 Maret 2024), peneliti medis dan dokter mempertanyakan validitas klaim perusahaan neurotech tersebut.

“[Neuralink] hanya membagikan informasi yang mereka ingin masyarakat ketahui,” kata Sameer Sheth, ahli bedah saraf di Baylor College of Medicine.

Lebih detailnya di sini

Departemen Kehakiman AS (DoJ) mengumumkan dakwaan terhadap Alireza Shafi Nasab, seorang peretas Iran berusia 39 tahun, atas perannya dalam kegiatan spionase yang menargetkan pemerintah dan lembaga pertahanan AS.

Peretasan ini terjadi setidaknya sejak tahun 2016 hingga April 2021 dan menargetkan lebih dari selusin organisasi AS, termasuk Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri, berbagai kontraktor pertahanan, serta perusahaan akuntansi dan hotel yang berbasis di New York.

Terdakwa dan kaki tangannya dilaporkan menggunakan alat khusus untuk melakukan serangan phishing terhadap organisasi AS saat bekerja sebagai spesialis TI untuk perusahaan Iran Mahak Rayan Afraz, yang membahayakan kurang dari 200.000 komputer.

Departemen Kehakiman AS menyebut hubungan Nasab dengan Mahak Ryan Afraz hanyalah kedok operasi peretasan.

“Meskipun mengaku sebagai spesialis keamanan siber untuk klien yang berbasis di Iran, Nasab diduga berpartisipasi dalam serangan yang sedang berlangsung untuk membahayakan sistem komputer sektor swasta dan pemerintah AS (termasuk pertahanan AS),” kata Matthew G. Olsen dalam sebuah pernyataan, Asisten Jaksa Agung, AS. Depkeh. keadilan AS.

Lebih detailnya di sini

Grup ransomware BlackCat, juga dikenal sebagai ALPHV, telah mengaku bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Optum, anak perusahaan UnitedHealth Group (UHG).

Seperti diberitakan Bleeping Computer, Minggu (3/3/2024), serangan tersebut mengakibatkan hilangnya layanan sehingga berdampak pada platform Change Healthcare.

Change Healthcare adalah platform pertukaran pembayaran terbesar yang digunakan oleh lebih dari 70.000 apotek di Amerika Serikat (AS).

UHG adalah perusahaan layanan kesehatan terbesar di dunia berdasarkan pendapatan, mempekerjakan 440.000 orang di seluruh dunia dan melayani lebih dari 1,6 juta dokter dan profesional perawatan di 8.000 rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs gelap, BlackCat mengatakan mereka mencuri 6 TB data dari jaringan ribuan penyedia layanan kesehatan, perusahaan asuransi, apotek, dan lainnya di Change Healthcare.

“Berada di dalam jaringan produksi, kita dapat membayangkan berapa banyak data sensitif dan sensitif yang dapat ditemukan. “Data ini berlaku untuk seluruh pelanggan Change Healthcare yang data kesehatannya diproses oleh perusahaan,” kata BlackCat.

Lebih detailnya di sini