Categories
Sains

Kenapa Kapal Perang Berjalan Zig-zag? Ini Jawabannya

LONDON – Jika Anda rutin membaca situs pertahanan, Anda akan melihat kapal asing yang menyerbu perairan negara itu bergerak dalam pola zigzag, berdasarkan informasi pergerakan yang diberikan oleh pasukan keamanan.

Anda pasti bertanya-tanya mengapa kapal perang bergerak dengan pola zigzag saat berperang di laut dengan musuh dan juga saat patroli rutin.

Seperti yang dilaporkan RT, tampaknya hal ini dimulai sekitar 85 tahun yang lalu, ketika Perang Dunia II pecah.

Saat itu, Jerman melancarkan kampanye untuk mengepung Kepulauan Inggris dalam upaya mencekik perekonomian dan mencegah pasokan bahan mentah yang diperlukan untuk perang memasuki wilayah musuh.

Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengirimkan sekelompok kapal selam atau kapal selam untuk mengebom kapal dagang dari negara musuh. Meski dilindungi oleh banyak kapal perang, upaya Jerman ini sangat menghambat upaya perang Sekutu.

Pada titik ini tercipta gerakan zigzag karena pada saat itu torpedo harus ditembakkan ke sasaran dalam garis lurus.

Perwira meriam memperkirakan posisi kapal musuh dan kapan serta di mana meluncurkan torpedo untuk mencapai sasaran.

Menggunakan metode pergerakan zigzag membuat musuh kesulitan memperkirakan posisi kapal dan mengurangi kemungkinan tertembak.

Namun karena sistem senjata yang semakin canggih dan torpedo yang dilengkapi sonar, metode zigzag menjadi ketinggalan jaman.

Kapal tetap bisa ditorpedo meski dalam gerakan zigzag. Namun kapal perang modern masih menggunakan metode patroli ini.

Tujuan utamanya sekarang adalah untuk membingungkan musuh agar tidak mudah menebak kemana tujuan kapal perang tersebut.

Kerugian dari gerak zigzag adalah mengkonsumsi bahan bakar lebih banyak dan memperlambat pergerakan kapal.

Categories
Bisnis

Serangan Iran ke Israel Bisa Bikin Harga Patokan Minyak Mentah RI Sentuh USD100 per Barel

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) berpotensi menembus angka USD 100 per barel pascaserangan Iran ke Israel.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, sebelum konflik kedua negara di Timur Tengah, yakni pada Februari 2024, harga minyak mentah menunjukkan kenaikan sekitar $5. per barel setiap bulannya.

“Jadi dengan adanya konflik baru antara Iran dan Israel, harga tersebut tidak jauh dari harga 100 dolar per barel,” jelas Tutuka dalam webinar bertajuk “Berkurangnya perdebatan dampak konflik Iran-Israel terhadap Indonesia.” ekonomi. yang dikonfirmasi hampir, Senin (15/4/2024).

Namun Tutuka menilai, terlepas dari stabil atau tidaknya dampak perang terhadap harga minyak, pemerintah masih menunggu respons dari Israel dan Amerika Serikat yang belum bereaksi terhadap serangan tersebut.

“Saya sudah mengatakan bahwa saya setuju bahwa ada kemungkinan besar harga ICP akan naik sebesar $100. Namun apakah ini akan terus berlanjut atau kenaikannya akan berhenti. Saya masih menunggu tanggapan Israel dan Amerika Serikat terhadap konflik tersebut, Jadi masih menjadi pembahasan yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu tidak lama lagi,” jelas Tutuka.

Tutuka mengatakan, hal tersebut yang selama 40 bulan terakhir dipantau timnya, mencakup berbagai parameter seperti nilai tukar, ICP (harga minyak mentah Indonesia) atau harga spot minyak mentah Indonesia, dan faktor lainnya.

“Kalau kita lihat PCI dari bulan Februari, sebenarnya dari bulan Maret sampai April terus tumbuh. Peningkatannya sekitar $5 per bulan, yang tidak terlalu hemat biaya jika digabungkan dengan dampak keseluruhannya di Indonesia,” kata Tutuka.